Oleh Afdhal Mahatta, SH, MH*
Ramadhan di tengah situasi pandemi menjadikan bulan suci di tahun ini jauh berbeda dengan Ramadhan pada tahun-tahun sebelumnya.
Namun bagi siapa yang mau memahaminya, sesungguhnya momen Ramadhan ini senantiasa mampu mendatangkan berbagai keberkahan dan limpahan karunia dari Dia sang Pemberi rahmat.
Terdapat ayat yang sungguh kaya dalam menjabarkan mengenai puasa di bulan Ramadhan. Ayat yang menjelaskan mengenai apa itu puasa sekaligus keutamaannya, termasuk pula kemudahan bagi orang-orang yang menjalankan ibadah puasa.Allah SWT menjelaskan dalam firman-Nya pada (QS. Al-Baqarah 2:185)
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”
Dapat dengan mudah kita pahami bahwa salah satu hal yang menjadikan Ramadhan sebagai bulan yang utama dikarenakan di bulan ini menjadi bulan ketika Al Quran diturunkan. Al Quran yang menjadi petunjuk sepanjang masa bagi umat Islam dari seluruh penjuru dunia.
Baca juga: Hikmah Ramadhan: Pemimpin dan Amanah
Kitab yang tak akan mampu seorang pun mengubah isinya bahkan tanpa perlu pembaharuan isi, satu-satunya kitab yang tak memiliki batas kadaluwarsa, menjadi pembeda antara yang hak dan yang bathil.
Kemuliaan tersebut diikuti dengan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan. Pada ayat yang sama Allah juga menyampaikan keringanan (rukhshah) bagi mereka yang tidak mampu menjalankan puasa karena kondisi tertentu.
Maka, dapat kita pahami bahwa perintah ini turun diiringi dengan sifat Allah yang Maha Penyayang dan Pemurah atas kewajiban yang telah ia tetapkan.
Sungguh Allah telah mengaruniai Islam sebagai agama yang mampu mencakupi tiap sendi kehidupan manusia beserta dengan pemahaman mendalam terhadap keterbatasan yang kita miliki sebagai manusia.
Baca juga: Hikmah Ramadhan: Bangsa Ngeyelan
Di masa pandemi ini, salah satu hal yang tidak lagi dapat kita nikmati adalah melaksanakan shalat di masjid secara berjamaah. Namun hal tersebut hendaknya tidak mengurangi rasa syukur dan khidmat kita dalam beribadah.
Rasulullah SAW menjelaskan: "Hai seluruh manusia, kamu akan mendapatkan naungan yang sebesar-besarnya dengan kedatangan bulan Ramadhan puasa di siang hari dan qiyamul lail di malam harinya, siapa yang berbuat yang sunah di bulan ramadhan pahalanya sama dengan yang wajib, siapa yang mengerjakan yang wajib di bulan ramadhan pahalanya akan dilipatgandakan 70 kali lipat.”
Berada dan tetap di rumah semestinya memampukan kita menjalankan ibadah lebih banyak dan lebih khusyuk. Tidak terburu waktu, khawatir macet di perjalanan, atau hal lainnya yang dulu seringkali kita hadapi.
Kayanya ladang amal yang tengah dihamparkan, selayaknya membuat kita dipenuhi semangat dalam memetik berbagai amalan sunnah apalagi wajib di bulan ini.