Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemda Papua Ingn Punya Kereta Api seperti di Sumatera Selatan

Kompas.com - 30/05/2023, 19:00 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Masya Famely Ruhulessin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw berharap Papua bisa mempunyai transportasi kereta api seperti yang sudah dibangun di Sumatera Selatan (Sumsel).

Selama ini, masyarakat Papua hanya mengandalkan transportasi pesawat dan kapal. Padahal, operasional kedua moda transportasi ini mudah dipengaruhi oleh kondisi cuaca.

"Jadi kalau ada kereta yang bisa melintasi Papua Barat/Manokwari ke Sorong Raya dan sebaliknya. Nanti tembus sampai ke Papua Induk, perjalanan akan mudah," kata Paulus dalam acara pengukuhan 6 anggota Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) di Jakarta pada Senin (29/5/2023).

Kendati demikian, Paulus tidak memungkiri adanya kendala yang dihadapi dalam membangun infrastruktur di Papua, misalnya dari sisi kenampakan alam.

"Ada lembah, danau, laut, dan gunung yang begitu luas, sehingga memerlukan waktu dan tidak gampang," imbuh Paulus.

Dirinya berharap, lewat adanya pengukuhan anggota BP3OKP, pembangunan infrastruktur di Papua bisa semakin digiatkan.

Pengukuhan tersebut dilakukan oleh Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia, Ma'ruf Amin berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 15/M Tahun 2023 tentang pengangkatan enam anggota BP3OKP yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada 5 April 2023.

Baca juga: Membandingkan Kondisi Jalan di Lampung dan Papua

Keenam anggota BP3OKP tersebut, antara lain:

  1. Alberth Yoku, perwakilan Provinsi Papua,
  2. Irene Manibuy, perwakilan Provinsi Papua Barat,
  3. Yoseph Yanowo Yolmen, perwakilan Provinsi Papua Selatan,
  4. Pietrus Waine, perwakilan Provinsi Papua Tengah,
  5. Hantor Matuan, perwakilan Provinsi Papua Pegunungan, dan
  6. Otto Ihalauw, perwakilan Provinsi Papua Barat Daya.

Masa jabatan keanggotan BP3OKP dari perwakilan setiap provinsi di wilayah Papua adalah 5 tahun dan diharapkan bisa mengawal rencana induk percepatan pembangunan di Papua selama 20 tahun ke depan atau hingga 2041 serta menampung aspirasi masyarakat Papua.

Dalam sambutannya, Alberth Yoku mengatakan, BP3OKP akan mendukung pelaksanaan pembangunan infrastruktur di Papua lewat perencanaan yang sudah ada.

"Misalnya dari Kementerian PUPR atau Bappeda di masing-masing provinsi atau kabupaten. Apa yang direncanakan itu dipadukan," tambah Albert.

Adapun dana pembangunan infrastruktur dan otonomi khusus di Papua bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pasarkan Hunian di IKN, Otorita dan Pengembang Akan Gelar 'Roadshow'

Pasarkan Hunian di IKN, Otorita dan Pengembang Akan Gelar "Roadshow"

Hunian
Investasi Rp 15,1 Triliun Masuk ke KEK Sepanjang Triwulan Pertama

Investasi Rp 15,1 Triliun Masuk ke KEK Sepanjang Triwulan Pertama

Berita
Kuartal Pertama, Pengembang PIK2 Raup Pra-penjualan Rp 1,5 Triliun

Kuartal Pertama, Pengembang PIK2 Raup Pra-penjualan Rp 1,5 Triliun

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tegal: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tegal: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Jangan Buang Sisa Minyak ke Dalam Saluran Pembuangan Wastafel! Ini Alasannya

Jangan Buang Sisa Minyak ke Dalam Saluran Pembuangan Wastafel! Ini Alasannya

Tips
Ini Peran Kementerian ATR/BPN Mudahkan Izin Usaha dan Investasi

Ini Peran Kementerian ATR/BPN Mudahkan Izin Usaha dan Investasi

Berita
128 Rumah Ramah Lingkungan di Cikupa Siap Dijual, Harganya Mulai Rp 1,8 Miliar

128 Rumah Ramah Lingkungan di Cikupa Siap Dijual, Harganya Mulai Rp 1,8 Miliar

Berita
Bolehkah Menuangkan Air Mendidih ke Saluran Pembuangan Wastafel?

Bolehkah Menuangkan Air Mendidih ke Saluran Pembuangan Wastafel?

Tips
Punya 350 Hektar Lahan di Bali, ITDC Minta Perubahan Status Hak

Punya 350 Hektar Lahan di Bali, ITDC Minta Perubahan Status Hak

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonogiri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonogiri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Tahun 2024, Metland Bidik 'Marketing Sales' Rp 1,9 Triliun

Tahun 2024, Metland Bidik "Marketing Sales" Rp 1,9 Triliun

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purworejo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purworejo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Kepada Pengusaha China, AHY Komitmen Mudahkan Izin Usaha dan Investasi

Kepada Pengusaha China, AHY Komitmen Mudahkan Izin Usaha dan Investasi

Berita
Indonesia Incar Pengurangan Emisi 385 Juta Ton, Baru Terpangkas Segini

Indonesia Incar Pengurangan Emisi 385 Juta Ton, Baru Terpangkas Segini

Berita
Ke Jepang, Menhub Akan Bahas MRT Jakarta hingga Pelabuhan Patimban

Ke Jepang, Menhub Akan Bahas MRT Jakarta hingga Pelabuhan Patimban

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com