Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Penjualan Masih Turun, Pendapatan Indocement Naik

Kompas.com - 30/03/2023, 17:30 WIB
Muhdany Yusuf Laksono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu produsen semen di Tanah Air, yakni PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, mencatatkan kenaikan pendapatan neto meski volume penjualan masih turun pada tahun 2022.

Hal itu diutarakan Direktur Utama PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Christian Kartawijaya dalam Public Expose PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Tahun 2023, secara daring, pada Kamis (30/03/2023).

Dia menyampaikan, pada tahun 2022, Indocement mencatatkan volume penjualan semen domestik cukup besar, yakni 17,2 juta ton. Namun itu masih -1,6 persen dibandingkan tahun 2021.

Kemudian untuk ekspor semen sebanyak 306 ribu ton, juga tercatat -23,8 persen jika dibandingkan dengan tahun 2021.

"Meskipun volume penjualan masih turun, pendapatan neto kita tumbuh 10,5 persen, dari Rp 14,8 triliun menjadi Rp 16,3 triliun," ujarnya.

Baca juga: Mana yang Lebih Baik, Semen Konvensional atau Mortar Instan?

Hal itu disebabkan adanya kenaikan harga yang dilakukan Perseroan sebanyak tiga kali pada tahun 2022, yaitu pada Maret, Juni, dan September.

"Ini membuat kita punya pendapatan neto secara keseluruhan bisa naik walaupun total volume itu masih turun -2,1 persen," terangnya.

Mengingat tingginya biaya energi yang hampir sepenuhnya karena peningkatan harga batu bara menyebabkan total biaya produksi naik menjadi 52 persen. Sebelumnya tahun 2021 sebesar 49 persen dan tahun 2020 sebesar 42 persen.

Namun biaya energi membaik pada Semester 2-2022. Sebab, perusahaan berhasil mendapatkan batu bara Domestic Market Obligation (DMO) sebesar 60 persen dari total kebutuhan Semester 2.

"Hal itupun membuat marjin EBITDA tahun 2022 sebesar 21,2 persen dibandingkan tahun 2021 sebesar 22,5 persen. Dan, laba tahun 2022 sebesar Rp 1,8 triliun atau lebih tinggi sebesar 3,0 persen," tandas Christian Kartawijaya.

Terdapat pula program pembelian kembali saham berakhir pada Desember 2022 sebanyak Rp 2,73 triliun atau 6,8 persen dari total saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com