Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelajari Dampak Gempa, Pemerintah Kirim Insinyur ke Turkiye

Kompas.com - 02/03/2023, 19:30 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian PUPR dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) bakal mengirimkan insinyur ke Turkiye untuk mempelajari masifnya keruntuhan bangunan akibat gempa tektonik.

Dilansir dari rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (2/3/2023), ini merupakan upaya mitigasi bencana gempa bumi yang dilakukan Pemerintah.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, Pemerintah juga memanfaatkan Peta Gempa Indonesia tahun 2017 yang diterbitkan oleh Pusat Gempa Nasional untuk menetapkan Zona Rawan Bencana.

"Kementerian PUPR juga mengembangkan teknologi bangunan tahan gempa yang lebih praktis dan terkini untuk meredam energi gempa, yaitu sistem isolasi seismik tipe Damping Rubber Bearing untuk gedung kantor lantai 26 di Jakarta, serta tipe Lead Rubber Bearing yang telah diterapkan di beberapa jalan dan jembatan," jelas Basuki dalam Rakornas Penanggulangan Bencana oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, pada Kamis (2/3/2023).

Selain itu, Kementerian PUPR bersama Komite Keselamatan Bangunan Gedung (KKBG) akan meningkatkan upaya ketahanan konstruksi bangunan di kota besar dan daerah rawan gempa bumi.

Langkah yang dilakukan adalah seperti audit secara berkala ketahanan konstruksi terhadap guncangan gempa serta melakukan penguatan konstruksi bangunan yang belum memenuhi standar.

Sementara pada kesempatan yang sama, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau masyarakat agar menerapkan konstruksi tahan gempa.

Baca juga: Perumahan Bumi Sirnagalih Damai Siap Ditempati Korban Gempa Cianjur

"Mestinya mulai diwajibkan kepada masyarakat agar mendirikan bangunan yang konstruksinya anti gempa terutama di daerah rawan gempa," kata Jokowi.

Menurut Jokowi, perubahan iklim menyebabkan frekuensi bencana alam di dunia naik drastis.

Indonesia menempati posisi 3 teratas negara paling rawan bencana. Naik 81 persen frekuensi bencana alamnya dari tahun 2010 sebanyak 1.945 bencana, sekarang pada 2022 melonjak naik jadi 3.544 bencana.

"Tahap pra-bencana penting dilakukan guna menyiapkan dan mengedukasi masyarakat terkait langkah-langkah antisipasi bencana untuk meminimalisir korban maupun kerugian," imbuh Jokowi.

Misalnya, melalui peringatan dini. Kemudian dengan cara mengedukasi masyarakat tentang cara berlindung ketika terjadi bencana. Lalu, pemberian edukasi terkait tata ruang dan konstruksi.

"Kita sudah punya peta di mana titik lokasi terjadinya erupsi gunung berapi, gempa, dan bencana lain," tutup Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com