Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

80 Persen Transportasi di IKN Bakal Berbasis Listrik, tapi Bukan Kendaraan Pribadi

Kompas.com - 20/02/2023, 10:30 WIB
Muhdany Yusuf Laksono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sistem transportasi di Ibu Kota Nusantara (IKN) masih terus dimatangkan perencanaannya oleh Pemerintah beserta Otorita IKN (OIKN).

Chief Urban Mobility IKN Resdiansyah menjelaskan, saat ini OIKN sedang mematangkan konsep tersebut menjadi satu rencana induk transportasi.

"Tentunya direncanakan jauh berbeda dengan yang ada di Ibu Kota saat ini yaitu DKI Jakarta," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (20/02/2023).

Prinsipnya, konsep transportasi di IKN lebih berorientasi kepada kendaraan berupa angkutan umum ramah lingkungan dan berkelanjutan berbasis listrik atau electric vehicle (EV).

Sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa 80 persen transportasi di IKN adalah angkutan umum berbasis hijau seperti Electric Bus Rapid Transit (BRT), serta angkutan umum berbasis rel seperti MRT, LRT, dan lainnya.

Baca juga: Masih Studi Kelayakan, Kapan Proyek Tol Bawah Laut IKN Dimulai?

"Ini penting jangan sampai dikira IKN menyiapkan konsep transportasi kendaraan listrik untuk kendaraan pribadi. Tidak sama sekali, tetapi arahnya adalah kendaraan angkutan umum massal berbasis green (EV)," jelasnya.

Selain itu, hirarki transportasi di IKN yang pertama diprioritaskan bagi pejalan kaki, kemudian pesepeda, dan terakhir angkutan umum.

"Ini terintegrasi satu sama lain dengan konsep kota 10 menit di mana first mile dan last mile transportasi IKN adalah dengan feeder-feeder shutle autonomus (tanpa awak) dan tentunya berjalan kaki dan bersepeda sehingga semua sudut kota terhubung," terangnya.

Menurut pria juga Vice President Intelligent Transport System (ITS) Indonesia itu, saat ini OIKN juga sedang mematangkan konsep 3D untuk transportasi IKN, yakni Desain, Dekarbonisasi, dan Digitalisasi.

Untuk design, perencanaan transportasi meliputi semua moda darat, laut, udara, dan sungai termasuk logistik yang direncanakan secara komprehensif terintegrasi satu sama lain dan terhubung.

"Sehingga pola perjalanan di IKN nanti memungkinkan desain kota cerdas 10 menit (10 minute city)," imbuh Resdiansyah.

Lalu untuk Dekarbonisasi, maksudnya semua transportasi yang lalu-lalang di IKN hanya yang ramah lingkungan. Semuanya menggunakan renewable transport atau tidak menggunakan bahan bakar fosil.

Baca juga: Tiru Korsel, Basuki Ingin Sistem Air Bersih di IKN Pakai Metode Ozon

Terakhir Digitalisasi, tentunya ini berkaitan dengan konsep kota cerdas (smart city) yang akan dikembangkan di IKN.

Karena tulang punggung sebuah kota cerdas salah satunya adalah mobilitas cerdas (smart mobility).

Untuk itu, pembangunan BRT dan lainnya akan banyak menggunakan konsep autonomous public transport alias transportasi publik tanpa awak.

Selain itu, juga kesiapan backbone digital nya seperti jaringan 5G dan jaringan komunikasi untuk transportasi cerdas akan disiapkan oleh Kominfo melalui jaringan spesifik.

"Seperti frekuensi 26 Ghz yang di spesifikan untuk penerapan transportasi cerdas," katanya.

Dengan pemanfaatan sistem transportasi cerdas yang tepat guna (sesuai dengan kebutuhan konsep IKN), maka akan tercapai kota hijau (green), terhubung satu sama lain (connected), dan berkelanjutan (sustainable).

"Tentunya yang tidak boleh dilupakan dalam membangun transportasi IKN adalah memadukannya dengan isu-isu ekonomi, sosial dan lingkungan dengan perencanaan fisik Ibu Kota Nusantara," pungkas Resdiansyah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com