Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belanja Pemilu Rp 76,6 Triliun, Peluang buat Pengembang Raup Cuan

Kompas.com - 15/12/2022, 15:38 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah, Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan DPR RI telah menyepakati besaran anggaran Pemilu 2024 sebesar Rp 76,6 triliun.

Angka ini hanya dari penyelenggaraan Pemilu saja, yang mencakup aktivitas kampanye offline dan offline, logistik Pemilu, biaya distribusi suara, biaya fasilitas kampanye peserta pemilu oleh negara melalui KPU.

Kemudian alat peraga, bahan kampanye, iklan dan debat terbuka pasangan calon, serta ongkos sosialisasi dan operasionalisasi pemilu.

Sementara di luar anggaran Pemilu yang dibiayai negara dan menjadi beban partai politik, calon legislatif, dan calon presiden jauh lebih besar.

Karena mereka harus mengongkosi kampanye di dunia nyata dan maya seperti membuat media digital dan media sosial yang dioptimalisasi sebagai saluran menjangkau pemilih, dan lain sebagainya.

Pembina Perludem dan Pengajar Fakultas Hukum UI Titi Anggraini mengatakan, belanja Pemilu yang luar biasa besar ini akan terdistribusi untuk sektor-sektor tertentu, termasuk yang beririsan dengan properti.

"Sebut saja fasilitas akomodasi, tempat meeting, incentives, convention, exhibition (MICE), dan lain-lain yang sangat dibutuhkan untuk aktivitas kampanye dan penyelenggaraan Pemilu," ujar Titi saat diskusi publik, Indonesia Property Market Outlook & Real Estate Trend 2023 yang digelar Rumah.com, di Jakarta, Kamis (15/12/2022).

Baca juga: Ini Saran Pemerintah ke Konsumen Korban Meikarta

Tentu saja, kata Titi, hal ini bisa menjadi peluang buat para pebisnis yang butuh kepastian untuk mempersiapkan strategi guna meluncurkan produk-produk yang dapat mengakomodasi kegiatan penyelenggaraan Pemilu.

Presiden Direktur PT Pakuwon Jati Tbk A Stefanus Ridwan mengakui, penyelenggaraan Pemilu memberikan dampak yang cukup besar terhadap sektor properti, terutama untuk portofolio berbasis recurring.

Contohnya, pada Pemilu 2019 lalu, sejumlah properti milik pengembang yang dirintis oleh Alexander Tedja ini panen besar, sebut saja Sheraton Grand Gandaria City, Somerset Berlian, Ascott Waterplace Surabaya, dan Four Points Surabaya.

Kemudian aset ritel seperti Pakuwon Supermall, Kota Kasablanka, Gandaria City,  Blok M Plaza, dan Tunjungan Plaza.

"Seluruh aset ini menunjukkan kinerja lebih dari 100 persen tingkat hunian. Mereka yang kecipratan bekerja sebagai vendor dan supplier Pemilu belanja juga di mal-mal kita. Ada penambahan ekstra pendapatan 10-20 persen," ucapnya.

Menurut Stefanus, tak hanya berdampak pada peningkatan penjualan aset recurring, juga penjualan hunian tapak, dan apartemen. 

"Hal ini karena perputaran uang Pemilu tidak hanya pada sewa hotel atau ballroom untuk MICE. Juga uang yang diterima orang-orang atau mereka yang bekerja di industri terkait Pemilu, membelanjakannya untuk rumah," ungkap Stefanus.

Berkaca pada kesuksesan meraup cuan ekstra saat Pemilu 2019, Pakuwon telah menyiapkan portofolio recurring lain yakni Marriott Yogyakarta Hotel, dan The Westin Surabaya, serta proyek hunian lainnya.

Hingga kini, menurut Stefanus, aset recurring Pakuwon berada pada proporsi 52 persen. 

Hal serupa juga dilakukan oleh PT Paramount Land. Melalui Paramount Enterprises International, pengembang ini mempersiapkan sejumlah hotel dan ruang-ruang MICE.

"Sebelum Covid-19 pun portofolio kami mencatat kinerja 105 persen pada tingkat okupansi. Kini untuk penyelenggaraan pra-Pemilu seluruhnya sudah fully booked dalam setahun ke depan," imbuh Presiden Direktur Paramount Land M Nawawi.

Adapun portofolio recurring Paramount adalah Parador Hotel and Resorts, Hotel Fame, dan lain-lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com