Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Terus Berulang di Tol BSD, Ini Akar Masalah dan Solusinya

Kompas.com - 07/10/2022, 08:00 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jalan Tol Pondok Aren-Serpong atau dikenal sebagai Tol BSD kembali mengalami banjir sebagai imbas dari hujan deras yang mengguyur Tangerang Selatan (Tangsel) sejak Kamis (6/10/2022) sore.

Direktur Utama PT Bintaro Serpong Damai atau BSD Toll Purwoto mengatakan, info terkait banjirnya tol tersebut bisa dilihat melalui Instagram maupun Twitter resmi pengelola @infobsdtol

"Bisa dimonitor di atas, bisa dilihat di Twitter @infobsdtol, ig @Infobsdtol," terang Purwoto kepada Kompas.com, Kamis (6/10/2022).

Dalam pembaruan terbaru pengelola lewat akun Instagram resminya @infobsdtol, ada genangan di jalan tol tersebut pukul 19.30 WIB.

Sehingga, akses ke arah Serpong dan Jakarta di tol tersebut masih ditutup.

"Info terkini, Pukul 19.30 WIB terjadi genangan pada Ruas Tol Pondok Aren-Serpong. Untuk Arah Serpong dan Jakarta masih ditutup," tulis pengelola BSD Toll, Kamis (6/10/2022).

Fenomena banjir yang terjadi di Tol BSD bukanlah hal baru. Tahun ini saja, terjadi banjir kali keempat. 

Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hedy Rahadian mengatakan, penyebab dari banjir Tol BSD karena penyempitan Sungai Cibenda.

Baca juga: Perubahan Tata Guna Lahan Jadi Biang Keladi Banjir di Tol BSD

Sungai Cibenda memiliki lebar 4,5 meter dari sebelumnya 9 meter sehingga air sungai meluap ke ruas jalan.

Hal itu disampaikan Hedy kala jumpa pers di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jakarta, Rabu (5/10/2022).

"Banjir di jalan tol itu kan penyebabnya salah satu atau duanya dari luapan sungai dan drainase yang jelek. Kalau kita lihat, di sini problem-nya (masalahnya), adalah kapasitas sungai kita awalnya 9 meter sekarang 4,5 meter saja," ujarnya.

Pemicu lainnya dari banjir di Tol BSD ini disebabkan oleh lahan penangkap air yang minim dan perubahan tata guna lahan.

"Kita merasakan sejak tahun 2007, terjadi peningkatan muka air khususnya di titik KM 8 ini, ini dipicu semakin kurangnya daerah-daerah resapan air," ujarnya.

Upaya yang selama ini dilakukan dalam menanggulangi banjir kawasan Sungai Cibenda yang berada di antara Situ Ciledug/Pamulang di sisi hulu dan Situ Parigi di sisi hilir.

Penanganan banjir di kawasan ini pun membutuhkan sinergi dari tiga belah pihak yakni Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sungai Ciliwung-Cisadane dengan menormalisasi situ, baik di sisi hulu maupu hilir.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com