JAKARTA, KOMPAS.com – Di pedalaman sudut barat laut Spanyol, pegunungan Ancares, terdapat rumah yang usianya telah berabad-abad, menyerupai dongeng Asterix dan Obelix.
Palloza, gubuk bundar terbuat dari batu dan atasnya dengan atap jerami gandum hitam, demikian rumah itu disebut.
Banyak dari rumah-rumah ini dibangun 250 tahun yang lalu, meskipun akar arsitekturnya membentang ribuan tahun.
Sejumlah sejarawan berpendapat, palloza adalah konstruksi pra-Romawi, evolusi konstruksi Celtic dan Zaman Besi yang berbentuk tetesan air mata.
Dibangun hanya dari beberapa bahan utama yakni batu, kayu, dan jerami gandum hitam. Namun, terlepas dari kesederhanaannya, mereka beradaptasi sempurna dengan kondisi pegunungan yang dingin dan berangin di wilayah pegunungan.
Baca juga: Ini Dia Desain Arsitektur yang Tak Lekang Zaman
Seperti bentuknya yang bulat dengan sedikit jendela atau untuk mengurangi dampak angin gunung yang kencang.
Selain itu, dinding batunya tebal, dibuat dari granit, batu kapur atau batu tulis, tergantung pada mana yang tersedia di daerah tersebut.
Bahan baku tersebut bisa membuat penghuninya mengisolasi diri dari dingin dan menghemat panas interior.
Di dalam, perapian palloza dan kandang dalam ruangannya (untuk ternak keluarga) sangat penting untuk menjaga suhu konstan.
Tantangan utama palloza selama berabad-abad, adalan gandum hitam. Ini merupakan sereal utama yang dibudidayakan di lembah pegunungan Ancares.
Akan tetapi, selama beberapa dekade terakhir, karena populasi dan tanaman gandum hitam di wilayah itu telah menurun, pemilik palloza pun terus berjuang untuk menjaga teito (atap) dalam kondisi baik.
Teitador, profesi membangun dan memperbaiki teito perlahan-lahan menghilang juga.
"Setiap tahun kami menghabiskan 2.000 hingga 3.000 euro untuk memperbaiki tambalan, bagian atap yang paling rusak. Kami melakukannya sendiri, memanen jerami kami sendiri, jika tidak maka akan jauh lebih mahal," kata pemilik Museum Casa do Sesto Palloza di desa Piornedo, Isolina Rodríguez López, dikutip dari BBC.
Dia adalah generasi terakhir dari enam generasi yang lahir di rumah ini. Isolina dan suaminya mengubahnya menjadi museum pada tahun 1989.
Seiring perubahan zaman, mayoritas penduduk yang keluarganya telah tinggal di palloza selama tiga atau empat generasi harus dimodernisasi.