JAKARTA,KOMPAS.com - IKEA saat ini dikenal sebagai salah satu produsen furnitur paling terkemuka di dunia. Bahkan gerainya sudah berada di lebih dari 50 negara.
Namun tahukah Anda, bahwa pada awalnya IKEA bukan menjual furnitur seperti sekarang melainkan hanya berjualan pulpen impor?
Seperti dikutip dari laman resmi Museum IKEA, perusahaan milik Ingvar Kamprad ini terdaftar pada tanggal 28 Juli 1943.
Perusahaan itu dinamai menurut namanya sendiri Ingvar Kamprad, pertanian tempat dia tinggal yakni Elmtaryd (Swedia) dan paroki tempat ia berasal yakni Agunnaryd.
Baca juga: Siap-siap, Toko IKEA Bakal Hadir di Surabaya Akhir 2022
Karena itu, nama resmi perusahaanya yakni Ingvar Kamprad Elmtaryd Agunnaryd atau yang dikenal sebagai IKEA.
Ingvar mulai tertarik pada dunia bisnis saat duduk di bangku sekolah menengah kejuruan bisnis di Gothenburg. Ia mengikuti salah satu kelas yang membahas tentang manajemen ilmiah dalam bisnis atau yang dikenal sebagai Taylorisme.
Untuk memenuhi rasa ingin tahunya, Ingvar pun kerap menghabiskan waktu di perpustakaan sekolah. Saat itu pula, ia membaca iklan ekspor dan impor di koran perdagangan.
Hal itu kemudian menggelorakan jiwa bisnisnya dan ia memutuskan untuk mengimpor barang dari luar negeri. Jadi dia menulis beberapa surat ke beberapa produsen yang berbeda di luar negeri dan menseriusi mimpinya.
Ia menjual beberapa barang seperti kartu natal, benih, pulpen, dompet, stoking nilon, dan perhiasan. Bahkan ia mencoba mengimpor sepatu dan korek api dari Swiss.
Setelah lulus dari sekolah menengah di Gothenbur, ia bekerja sebentar sebagai pegawai kantor, dan kemudian melakukan wajib militer di Vaxjo, Swedia selatan.
Sementara itu, usahanya mulai berkembang. Untuk menjalankan bisnis selama wajib militer, dia kemudian mengambil cuti malam, yang berarti dia bisa bekerja dari kantor sewaan di kota.
Ingvar akhirnya berhasil menjadi agen resmi di Swedia untuk produk pulpen asal Perancis, Evergood. Meskipun barang impor, Ingvar tetap membuat harga jual pulpen tersebut tetap terjangkau sehingga menarik minat banyak kalangan.
Namun dalam perjalannya, sang pengusaha muda mengalami kerugian besar saat menjual pulpen, bahkan terkendala masalah mengenai izin impor.
Ingvar kemudian memutuskan untuk menghentikan usaha impornya dan mulai bekerja sama dengan pemasok lokal untuk memproduksi penanya sendiri. Namun, ia hanya berhasil menjual 300 set pulpen.
Baca juga: Di Jepang, IKEA Sewakan Apartemen Mini Seharga Rp 12.481 Per Bulan
Pada akhir tahun 1940-an, Ingvar menemukan bahwa saingan utamanya, Pabrik Gunnar di Alvesta telah mulai menjual furnitur dengan sukses.
Pada titik ini, Ingvar menyadari bahwa masa depannya tidak terletak pada penjualan pena. Tapi mungkin furnitur, namun ia akan berfokus pada layanan bisnis yang optimal.
Keputusan Ingvar ternyata berbuah manis. Kini IKEA pun dikenal sebagai salah satu toko furnitur terbaik di dunia dan paling banyak digunakan dalam industri ritel serta rumah tangga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.