Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rampung, Jembatan Gladak Perak Darurat Siap Dilewati Warga

Kompas.com - 20/04/2022, 12:30 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan Jembatan Gladak Perak darurat di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur dilaporkan telah rampung dan segera bisa dilewati.

Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengatakan, jembatan gantung tersebut telah kembali menyambungkan Kecamatan Pronojiwo dengan Kecamatan Candipuro dan tengah diuji coba lintasannya.

"Mudah-mudahan tiga hari lagi bisa digunakan untuk akses ke Kecamatan Pronojiwo," harapnya, dikutip dari Antara, Rabu (20/4/2022).

Adapun sebelumnya, Jembatan Gladak Perak darurat ditargetkan kelar digarap menjelang Lebaran atau tepatnya pada hari ini.

Bupati Lumajang menjelaskan, jembatan darurat ini hanya digunakan sebagai akses bagi kendaraan roda dua atau kendaraan darurat, seperti ambulans.

Baca juga: Bagaimana Cara Merawat Jembatan di Area Jalan Tol?

Selain itu, proyek tersebut juga bertujuan untuk mempermudah jalur ekonomi masyarakat di dua kecamatan tadi sebelum jembatan permanen kembali dibangun.

Untuk diketahui, pembangunan jembatan darurat ini menyusul putusnya jembatan utama akibat diterjang lahar dingin Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021).

Jembatan Gladak Perak berstatus jembatan provinsi yang terletak di atas Sungai Besuk Sat, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.

Jembatan Gladak Perak terdiri dari dua jembatan. Satu jembatan lama yang sudah tidak difungsikan dan sudah berstatus cagar budaya dan satu jembatan baru yang digunakan untuk lalu lintas.

Dari berbagai catatan sejarah, Jembatan Gladak Perak lama dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda, sekitar tahun 1925-1940.

Baca juga: Menilik ke Sukabumi, Ada Jembatan Gantung Terpanjang se-Asia Tenggara

Dalam sejarahnya, Agresi Militer Belanda I yang dimulai pada 21 Juli 1947 menyerang beberapa daerah di Jawa Timur termasuk Lumajang.

Sehingga, untuk menghambat mobilitas pasukan tentara Belanda, Zeni Pioneer 22 Jatiroto, batalion tempur TNI AD, meledakkan Jembatan Gladak Perak.

Oleh karena itu, Jembatan Gladak Perak kembali dibangun dan difungsikan pada tahun 1952 setelah kondisi wilayah Indonesia mulai membaik.

Memiliki sebutan lain, yaitu Jembatan Piket Nol dan Jembatan Pancing, jembatan lama memiliki lebar sekitar 4 meter dengan panjang 100 meter.

Sementara itu, diberitakan Kompas.com, pemandu wisata program Familiarization Trip Lumajang, Amir Faisol mengatakan sebutan Jembatan Pancing diberikan kepada Jembatan Gladak Perak karena banyak masyarakat sekitar yang memancing di lokasi tersebut.

Adapun jembatan baru itu dibangun di sisi selatan jembatan lama dengan pondasi beton bertulang pada tahun 1998 mengingat kondisi jembatan lama yang sudah tua.

Panjang jembatan mencapai sekitar 130 meter dan terlihat lebih kokoh dibanding jembatan lama.

Sebelum akhirnya putus karena bencana alam, Jembatan Gladak Perak baru bisa dilalui sampai ratusan kendaraan setiap harinya.

Di sekitar jembatan, terdapat beberapa warung dengan aneka jajanan. Biasanya, fasilitas tersebut digunakan masyarakat untuk beristirahat sebelum kembali melanjutkan perjalanannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com