Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Harga Rumah Istanbul Tertinggi di Dunia, Bagaimana Jakarta?

Kompas.com - 16/04/2022, 10:31 WIB
Muhdany Yusuf Laksono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Knight Frank Global baru saja merilis Global Residential Cities Index Q4-2021 yang mencatat pertumbuhan harga residensial di berbagai perkotaan dunia.

Indeks tersebut menyebutkan bahwa rerata pertumbuhan harga tahunan di 150 kota di dunia pada periode tersebut naik 11 persen dibanding kuartal 4-2020.

Angka tersebut bahkan tercatat sebagai yang tertinggi semenjak kuartal 4-2004, atau yang tertinggi selama 18 tahun kebelakang.

Amerika memiliki rerata pertumbuhan harga tertinggi dengan 15 persen. Diikuti Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA) dengan pertumbuhan hingga 11 persen.

Baca juga: Pandemi Picu Harga Rumah di Dunia Melonjak, Tertinggi Sejak 2004

Kemudian, untuk kawasan Asia Pasifik tercatat memiliki angka pertumbuhan pada kisaran 9 persen.

Riset Knight Frank Global ini juga mencatat bahwa Kota Istanbul di Turki memiliki angka pertumbuhan harga residensial tertinggi di dunia sebesar 63,2 persen selama satu tahun terakhir.

Sementara itu, Kuala Lumpur mengalami penurunan tertinggi sebesar -5,7 persen. Bersama dengan 10 kota lain yang tercatat mengalami penurunan harga residensial selama 2021.

Sedangkan untuk Jakarta tercatat sebagai salah satu kota yang memiliki pertumbuhan harga residensial positif dengan nilai 1,4 persen pada kuartal 4-2021.

Hal ini juga sejalan dengan indeks dari Bank Indonesia. Di mana data akhir 2021 menyatakan bahwa indeks pertumbuhan perumahan Jakarta berada pada 1,42 persen.

Bank Indonesia juga menyebutkan, indeks harga residensial Jakarta di kuartal 1-2022 mengalami kontraksi, atau berada pada 1,04 persen.

Baca juga: Berburu Rumah dan Apartemen Baru Jelang Lebaran, Ini 10 Rekomendasinya

Kondisi ini pun tecermin dari performa pertumbuhan harga residensial di Indonesia.

Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat mengatakan, karena ditopang suku bunga kredit pinjaman rendah dan tahan inflasi, kinerja sektor perumahan diperkirakan masih positif sepanjang 2022.

"Meskipun pertumbuhan harga terbatas karena pengembang cenderung menahan kenaikan harga sembari menghabiskan stok rumah siap huni dan insentif (PPN DTP) properti," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com