Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

21 Rumah Korban Banjir Bandang Sentani Tuntas Dibangun

Kompas.com - 23/03/2022, 13:30 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Sebanyak 21 unit rumah sehat dari 76 unit yang akan dibangun untuk korban banjir bandang Sentani, Papua tahun 2019 telah terealisasi.

Sementara saat ini, seluruh korban bencana masih bertahan di tenda pengungsian yang disediakan.

Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan, fase pembangunan pertama akan mencakup perumahan warga dan dilanjutkan dengan penyediaan lahan untuk berdagang, pertanian hingga peternakan.

Risma kembali menjelaskan, perlakuan pemberdayaan sosial dan ekonomi di lingkungan tersebut akan menyesuaikan dengan kondisi warga.

Sementara kini pihaknya tengah mengupayakan pembebasan tanah untuk pembangunan rumah. Tanah harus dibebaskan dan kemudian dipecah untuk masing-masing kepala keluarga (KK).

Baca juga: Warga Terdampak Banjir Bandang Sentani Bakal Direlokasi

“Saya sudah minta bantuan untuk pembebasan sampai nanti gimana pemecahan ini, saya sudah komunikasi dengan menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), beliaunya siap membantu, karena itu kita akan persiapkan,” kata Risma, dilansir dari Antara, Rabu (23/3/2022).

Selain itu, Risma juga berhadap seluruh keluarga korban bencana bisa menerima sertifikat tanah beserta kunci rumah pada peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 2022.

Namun demikian, diberitakan Kompas.com, pendekatan struktural dan non-struktural akan dilakukan pemerintah untuk mengatasi dampak banjir bandang Sentani.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengutarakan rencana pembangunan sabo dam untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat banjir.

Pembangunan tersebut dilakukan guna menahan laju material yang ikut terangkut saat banjir seperti batang kayu, batu besar hingga pasir.

Baca juga: Atasi Banjir Sentani, Pemerintah Bangun Sabo Dam

Material-material tersebut berasal dari sejumlah sungai yang berada di sekitar Pegunungan Cycloops seperti Sungai Dobokurung, Sungai Kemiri, dan Sungai Kertosari.

"Karena ini materialnya juga masih terbawa, kita bikin seperti di Merapi sabo dam. Airnya bisa mengalir, materialnya bisa tertahan," ujar Basuki di lokasi, Senin (1/4/2019).

Dengan pembangunan tersebut, diharapkan air yang mengalir dapat kembali ke sungai hingga ke Danau Sentani.

Selain itu, Kementerian PUPR juga berencana memperlebar badan sungai yang kini menyempit akibat pembangunan pemukiman.

Menurut Basuki, banjir di Sungai Dobokurung memang kerap terjadi setiap 5-6 tahun. Namun, intensitas banjir tidak sebesar yang terjadi belum lama ini.

"Tahun ini debitnya begitu besar, sehingga dia meluap. Meluapnya ini karena perubahan lanskap. Tempat ini dulunya bukit yang memanjang dari sana sampai ke hilir, sehingga dia bisa menahan aliran sungai," terang Basuki. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com