Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akankah Mandalika Tetap Populer Pasca-pergelaran MotoGP?

Kompas.com - 17/03/2022, 17:30 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika atau The Mandalika menjadi cukup populer dalam beberapa waktu belakangan ini.

Pasalnya, setelah berjarak lebih dari 20 tahun, pergelaran balap motor kelas utama MotoGP kembali diadakan di Indonesia, tepatnya di Mandalika Street Circuit, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

Sebelum nama Mandalika mendunia karena MotoGP, kawasan ini mengandalkan wisata alam sebagai penjualan utama.

Berdasarkan Market in Minutes Savills Research, Mandalika terletak di sepanjang garis pantai selatan Pulau Lombok.

Pantai-pantai di Mandalika terkenal di kalangan peselancar karena air jernih, ombak besar, dan lingkungan yang belum terjamah.

Baca juga: Berkat MotoGP, Harga Tanah di Sekitar Lombok Melonjak 10 Kali Lipat

Selain laut dan perbukitan, Mandalika juga memiliki beberapa goa, seperti Goa Bangkang Prabu dan Goa Kotak yang berbentuk unik.

Karena lingkungannya yang tenang ditambah dengan pemandangan menakjubkan, Kawasan Mandalika juga mulai menjadi tujuan yoga bagi wisatawan. Bahkan, wilayah ini kerap disebut sebagai “The next Bali”.

Sekitar 70.500 wisatawan asing datang mengunjungi Lombok pada tahun 2017. Angka ini meningkat sekitar 150 persen dari tahun 2015.

Capaian tersebut terus tumbuh hingga 154 persen pada tahun 2018 dengan total wisatawan lokal yang berkunjung mencapai 83.200 orang.

Tren wisatawan sempat menurun pada tahun 2020 dan 2021, kini Mandalika kembali didatangi oleh turis lokal dan luar negeri yang ingin merasakan euforia MotoGP tahun ini.

Baca juga: Seberapa Besar Potensi Wisata Mandalika Sebelum Gelaran MotoGP?

Namun, akankah Mandalika tetap populer pasca-pergelaran MotoGP?

Head of Research Savills Indonesia Anton Sitorus menjelaskan bahwa hal tersebut bergantung kepada pengembang dan pemerintah dalam memanfaatkan momen MotoGP ini.

“Kalau menurut kami, momennya itu bisa tertolong dengan adanya penyelenggaraan MotoGP, tapi namanya momen dan kesempatan pada akhirnya tergantung kepada developer dan pemerintah,” ujar Anton saat dihubungi Kompas.com, Kamis (17/3/2022).

Oleh karena itu, melihat okupansi dan permintaan akan penginapan di Mandalika saat ini yang sangat tinggi, bukan berarti kondisi Mandalika seusai acara ini masih akan tetap ramai seperti sekarang.

Jelas Anton, masih ada faktor-faktor penentu yang perlu dipertimbangkan, mengingat pengembangan Mandalika sebenarnya telah dimulai sejak pertengahan tahun 2000-an dengan munculnya ketertarikan investor asing.

Baca juga: Nilai Tanah Meroket karena MotoGP, Berapa Harga Rumah Subsidi di Sekitar Mandalika?

Menurut Anton, momentum ini bisa dimanfaatkan oleh semua pihak untuk terus mempertahankan pembangunan di Kawasan Mandalika.

“Tidak perlu turis dari luar negeri, kalau misalnya ada program wisata menarik, paket pesawat dan liburan yang murah, mungkin wisatawan lokal dari kota-kota besar yang sudah haus liburan akan berbondong-bondong datang,” tambah Anton.

Sebaliknya, jika kesempatan ini tidak dimanfaatkan dengan bijak, pertumbuhan Kawasan Mandalika akan tetap lambat dan berhenti di tengah jalan seperti pada tahun-tahun sebelumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com