Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bila IKN Pindah, Pasar Properti Jabodetabek Tetap Punya Prospek

Kompas.com - 31/01/2022, 12:00 WIB
Masya Famely Ruhulessin,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah telah memutuskan untuk memindahkan ibu kota negara (IKN) dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur (Kaltim) pada tahun 2021 lalu.

Langkah tersebut kian nyata usai pengesahan Rancangan Undang-undang (RUU) Ibu Kota Negara (IKN) menjadi UU IKN. Sesuai UU ini, pemindahan akan dilakukan pada Semester I tahun 2024.

Namun keputusan pemerintah untuk memindahkan IKN ke Kaltim tidak lantas membuat pasar properti di daerah Jabodetabek menurun drastis.

Dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (31/1/2022), Country Manager Rumah.com Marine Novita, mengatakan properti di wilayah Jabodetabek masih tetap memiliki prospek.

Baca juga: RDTR Daerah Penyangga IKN Nusantara Mulai Disusun

“Bisnis properti di wilayah Jabodetabek tetap akan memiliki potensi besar karena merupakan pusat bisnis dan komersial. Terlebih area ini telah memiliki sarana dan prasarana infrastruktur lengkap. Ini membuat kebutuhan properti residensial masih sangat tinggi," jelas Marine.

Masih tingginya kebutuhan properti residensial di wilayah Jabodetabek terlihat dari data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) Q4 2021.

Dari data ini terlihat kenaikan harga tertinggi masih terjadi di tiga provinsi yang masuk area Jabodetabek, yakni Banten (3,07 persen), Jawa Barat (2,30 persen), dan DKI Jakarta (1,81 persen).

Di Provinsi Banten, Kota Tangerang mencatat pertumbuhan harga tahunan paling signifikan, yakni sebesar 17,04 persen. Kenaikan ini diiringi dengan kenaikan suplai tahunan sebesar 39,93 persen.

Namun tren pencarian di wilayah ini turun drastis, yakni sebesar 11,02 persen secara kuartalan.

Kota Tangerang juga menjadi sasaran kalangan menengah yang mencari hunian di kisaran harga Rp 300-750 juta.

Sementara itu, di Provinsi Jawa Barat, Kota Bogor menjadi wilayah yang semakin menarik di mata konsumen.

Ketika kota lain mengalami penurunan tren pencarian, area ini justru mengalamai kenaikan pertumbuhan di atas 20 persen secara kuartalan.

“Situasi tersebut mungkin dipengaruhi oleh harga yang cenderung stagnan selama dua kuartal berturut-turut sehingga dinilai lebih menguntungkan untuk dibeli segera, terutama jika berniat investasi,” papar Marine.

Sedangkan di Provinsi DKI Jakarta, Jakarta Barat mencatat penurunan harga terbesar.

Penurunan ini lebih dipengaruhi oleh peningkatan suplai properti yang mencapai 11,81 persen, jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Walaupun tren pencarian properti di area ini turun sebesar 4,53 persen secara kuartalan, proporsinya masih meliputi 10 persen dari total pencarian yang dilakukan di situs Rumah.com.

Properti residensial di Jabodetabek tetap menjadi kawasan hunian idaman di tahun 2022. Ini didukung berbagai stimulus dari pemerintah. Konsumen yang telah siap secara finansial didorong untuk mengambil keputusan pembelian secepatnya,” pungkas Marine.

Data RIPMI merupakan hasil analisis dari 600.000 listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com