JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menekankan pentingnya kualitas pengerjaan Bendungan Meninting, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sebab, pembangunan bendungan memiliki risiko tinggi.
"Pastikan Bendungan Meninting dapat diselesaikan dengan kualitas yang lebih baik. Jangan sampai pembangunan bendungan yang banyak di seluruh Indonesia menjadi pekerjaan yang rutin, karena kondisi geologi masing-masing pembangunan bendungan berbeda," kata Basuki dalam siaran pers, Senin (15/11/2021).
Dia juga berbicara khusus dengan para tenaga muda yang turut bekerja dalam pembangunan Bendungan Meninting, terkait memanfaatkan proyek ini sebagai pengalaman terjun di lapangan.
"Lihat dan pelajari, supaya Saudara sekalian betul-betul menjadi ahli bendungan. Tidak semua orang mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman lapangan seperti ini, termasuk tenaga dari kontraktor dan konsultan," ujar Basuki.
Baca juga: Begini Potret Terbaru Pembangunan Bendungan Rp 1,6 Triliun di Sulsel
Selain itu, juga meminta para pekerja muda untuk banyak berdiskusi dengan para senior di lapangan. Karena ada beberapa bidang ilmu yang bisa dipelajari.
"Kuasai betul teknisnya karena tenaga spesialis ke depannya pasti akan dicari orang. Di pembangunan bendungan ini banyak ilmu spesialis yang bisa dipelajari, seperti geologi, dan pengairan," ujarnya.
Sebagai informasi, bendungan berkapasitas tampung 12 juta meter kubik ini merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang mulai dikerjakan akhir 2019 lalu.
Sementara untuk progres keseluruhan pembangunan hingga November 2021 mencapai 19,61 persen.
Bendungan Meninting berpotensi memberikan manfaat untuk mengairi daerah irigasi seluas 1.559,29 hektar, memenuhi kebutuhan air baku untuk Kabupaten Lombok Barat bagian Utara sebesar 150 liter per detik, khusunya di wilayah Senggigi.
Kemudian, menyediakan energi listrik sebesar 2 x 0.4 MW, dan juga sebagai destinasi wisata baru yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
Adapun pengerjaannya terdiri dari 2 paket, dengan kebutuhan biaya sebesar Rp 875,25 miliar untuk Paket 1 dan Rp 481,33 miliar untuk Paket 2.
Paket 1 mulai dari persiapan, pembangunan jalan masuk, bendungan utama, dan pekerjaan pendukung lainnya dikerjakan oleh kontraktor PT Hutama Karya-PT Bahagia Bangunnusa, KSO.
Lalu untuk paket kedua meliputi pekerjaan jalan relokasi, bangunan pengelak, bangunan pelimpah, dan bangunan fasilitas yang dikerjakan oleh PT Nindya Karya-PT Sac Nusantara, KSO.