Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelolaan Jalan Tol Berkelanjutan Tengah Digalakkan, Apa Maksudnya?

Kompas.com - 28/10/2021, 22:06 WIB
Muhdany Yusuf Laksono,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian PUPR tengah mendorong seluruh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) untuk mengimplementasikan pengelolaan jalan tol berkelanjutan.

Hal itu dengan memperhatikan aspek pemenuhan Standar Pelayanan Minimum (SPM) serta menghadirkan lingkungan jalan tol yang baik.

Seperti diketahui, Kementerian PUPR saat ini tengah melaksanakan Penilaian Jalan Tol Berkelanjutan Tahun 2021.

Berlangsung di 63 ruas jalan tol, dan 123 rest area yang ada di Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali.

Baca juga: 63 Ruas Tol dan 123 Rest Area Resmi Dinilai hingga 21 November

Penilaian jalan tol berkelanjutan dilakukan oleh 4 tim penilai yang terdiri dari para pakar individu serta penilai dari Kementerian PUPR.

Adapun hasil penilaian akan diumumkan pada 3 Desember 2021 yang bertepatan dengan Hari Bakti PU.

Salah satu Tim Penilai Aspek Ramah Lingkungan dan Hemat Energi Ahmad Safrudin mengatakan, program Jalan Tol Berkelanjutan merupakan suatu cara untuk meningkatkan kinerja berorientasi pada lingkungan hidup.

Konteks Jalan Tol berkelanjutan berfokus hampir 80 persen terletak pada pelaksanaan SPM penyelenggaraan Jalan Tol.

Kemudian untuk 20 persen lainnya merupakan upaya mendukung pengendalian dampak pencemaran lingkungan.

"Seperti dampak pencemaran udara, dampak emisi rumah kaca, dan dampak lainnya yang berpengaruh pada tingkat kenyamanan pengendara di Jalan Tol," kata Ahmad dikutip dari situs BPJT Kementerian PUPR, Kamis (28/10/2021).

Baca juga: Menilik Komponen Keselamatan Terowongan Kembar Tol Cisumdawu

Pria akrab disapa Puput itu menjelaskan, konteks SPM yang utama adalah mengenai kondisi perkerasan jalan, kekesatan jalan, kerataan jalan, hingga tidak ada crack pada jalan.

Hal itu akan bisa dicapai dengan baik apabila persoalan kenyamanan kondisi jalan tol yang tidak menghambat laju kendaraan, sehingga dapat berjalan dengan baik.

"Artinya ketika laju kendaraan semakin terhambat juga akan menghambat bahan bakar kendaraan dan semakin terjadi pemborosan energi," jelasnya.

Selain itu, jalan tol bisa disebut berkelanjutan apabila memiliki peran dalam rangka menekan gas rumah kaca maupun emisi pencemaran udara.

"Karena kendaraan yang efisien di jalan tol juga diartikan sebagai rendah emisi karbondioksida maupun emisi pencemaran udara," ujar Puput.

Puput menambahkan, upaya penting Jalan Tol Berkelanjutan lainnya yaitu dengan mengembangkan hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan penghijauan.

Kemudian, beautifikasi untuk mempercantik jalan tol, mengelola sampah di jalan tol, dan mengelola tempat istirahat yang baik, aman, dan nyaman.

Kebutuhan penghijauan melalui tanaman yang di tanam di sekitar jalan tol itu juga memiliki peran penting dalam menyerap emisi karbon dioksida dan pencemaran udara.

"Sehingga utamanya kami perlu menunaikan SPM penyelenggaraan Jalan Tol terlebih dahulu, dengan demikian upaya Jalan Tol berkelanjutan akan dapat terselenggara dengan baik," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com