Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Transportasi Massal Ini Dinilai Cocok untuk Kawasan Cekungan Bandung

Kompas.com - 06/10/2021, 19:00 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Government and Infrastructure Advisor PwC Indonesia Julian Smith mengatakan pengembangan, transportasi massal di Cekungan Bandung (Greater Bandung) Jawa Barat memiliki potensi sangat besar.

Dengan hadirnya transportasi massal yang saling terintegrasi di wilayah tersebut dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi. 

"Berdasarkan identifikasi yang kami lakukan, pengambangan transportasi massal di Bandung ini akan berdampak besar terutama terhadap pertumbuhan ekonomi, terbukanya banyak lapangan pekerjaan, dan memudahkan mobilitas masyarakat," kata Julian dalam diskusi virtual, Rabu (06/10/2021).

Julian menjelaskan, Cekungan Bandung memiliki kawasan yang cukup luas, meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan Kabupaten Sumedang yang ada di Provinsi Jawa Barat.

Baca juga: Pembangunan Infrastruktur Jadi Tulang Punggung Transformasi Ekonomi Tahun 2022

"Jadi yang utama untuk bisa menyatukan Greater Bandung itu adalah integrasi transportasi yang dapat menyediakan kemudahan perjalanan bagi siapa saja ke banyak tempat," ujar dia.

Setidaknya terdapat empat transportasi massal yang cocok untuk dikembangkan di Kota Bandung yaitu Bus Rapid Transit (BRT), Monorail, Light Rail Transit (LRT), dan Mass Rapid Transit (MRT).

Dia menilai dari keempat moda transportasi massal tersebut, MRT merupakan jenis transportasi yang paling menarik untuk dikembangkan di kawasan Greater Bandung.

Transportasi Massal di Kawasan Cekungan BandungPwC Indonesia Transportasi Massal di Kawasan Cekungan Bandung

Dibandingkan moda transportasi massal lainnya, MRT jauh lebih dapat mengurangi waktu perjalanan, meningkatkan penumpang angkutan umum, dan meningkatkan kenyamanan.

Kemudian keselamatan, mengurangi kemacetan jalan, meningkatkan transportasi dan konektivitas perkotaan, meningkatkan kualitas lingkungan serta kesejahteraan masyarakat.

Namun, menurut Julian, ada kelemahan dan risiko dalam mengembangkan MRT yaitu membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dibandingkan dengan yang lainnya, biayanya pun mahal.

Oleh karena itu, perencanaan pengembangan proyek infrastruktur transportasi di Indonesia harus dilakukan secara matang.

Baca juga: Suharso Monoarfa: Pembangunan Infrastruktur Tak Boleh Buka Akses Pengurasan SDA Nasional

Pasalnya, terdapat sejumlah tantangan yang akan dihadapi di antaranya yaitu masalah pembebasan lahan, dan adanya peraturan perundang-undangan yang berlaku.

"Tentu kita semua memahami, bahwa akuisisi atau pembebasan lahan itu sering kali menjadi masalah dalam pengembangan proyek infrastruktur transportasi. Selain itu banyaknya aturan sehingga kita tentu harus terlebih dahulu menyesuaikan dengan peraturan hukum tersebut," tutur dia.

Hal senada dikatakan Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat Koswara.

Menurut Koswara, pengembangan transportasi massal merupakan pilihan terbaik untuk memperbaiki kondisi lalu lintas dan udara di Cekungan Bandung. 

Ini sejalan dengan visi dan misi Pemprov Jawa Barat yaitu mempercepat pertumbuhan dan pemerataan pembangunan berbasis lingkungan dan tata ruang yang berkelanjutan melalui peningkatan konektivitas. 

Saat ini, Pemprov Jawa Barat tengah mengusulkan untuk rencana pengembangan proyek LRT Bandung Raya dibantu Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) dan World Bank bersama Global Infrastructure Programme dengan dokumen Early Business Case yang telah disusun dan akan disempurnakan menjadi outline Business Case.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com