Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terbukti, Terowongan Nanjung Kendalikan Banjir Bandung Selatan

Kompas.com - 25/09/2021, 06:30 WIB
Masya Famely Ruhulessin,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kehadiran Terowongan Nanjung di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, terbukti mampu mengurangi risiko banjir di daerah Bandung Selatan.

Infrastruktuk ini telah selesai dibangun dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada bulan Januari tahun 2020 silam.

Terowongan ini dibangun sebagai bagian dari sistem pengendalian banjir di hulu Sungai Citarum. Hasilnya, infrastruktur ini dapat mengendalikan banjir di daerah Bandung Selatan.

Kepala BBWS Citarum Bastari mengatakan, konstruksi terowongan ini dibangun untuk mengendalikan banjir yang kerap terjadi di kawasan Dayeuhkolot, Baleendah dan Bojongsoang.

“Terbukti saat ini potensi banjir yang kerap terjadi di wilayah Bandung Selatan berkurang,” ujar Bastari dalam rilis yang diterima Kompas.com, Jumat (24/9/2021).

Baca juga: FOTO: Penampakan Terowongan Nanjung

Manfaat lain dari terowongan ini adalah memperlancar aliran Sungai Citarum di Curug Jompong dan mengurangi durasi dan luas genangan yang sering terjadi pada saat musim hujan di Kecamatan Dayeuhkolot dan sekitarnya.

Terowongan Nanjung ini terdiri dari dua tunnel dengan panjang masing-masing 230 meter dengan diameter 8 meter.

Keberadaan terowongan juga dipredisi akan meningkatkan kapasitas Sungai Citarum dari 570 meter kubik per detik menjadi 669 meter kubik per detik.

Terowongan Nanjung mulai dibangun pada November 2017 dan tuntas pada Desember 2019 terdiri dari 2 tunnel dengan panjang masing-masing 230 meter dan diameter 8 meter.

Kedua terowongan akan mengurangi banjir di Dayeuhkolot, Baleendah, Andir dan sekitarnya dengan jumlah Kepala Keluarga yang terbebas banjir mencapai 14.000 KK.

Dalam pembangunan bendungan ini, yang bertindak sebagai kontraktor adalah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk-PT Adhi Karya (Persero) Tbk (KSO) dengan menggunakan pos anggaran APBN sebesar Rp 316,01 miliar kontrak tahun jamak.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com