JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak yang terintegrasi dengan tanggul laut akan diperkuat oleh matras bambu setebal 17 lapis.
Saat ini, Balai Bahan dan Struktur Bangunan Gedung Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah melaksanakan uji pengukuran kelayakan bahan bambu tersebut.
Bahan bambu ini nantinya akan menjadi sistem matras untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar di lokasi konstruksi Tol Semarang-Demak.
Kepala Balai Bahan dan Struktur Bangunan Gedung Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR Ferri Eka Putra mengatakan, pengujian ini akan mempercepat waktu konsolidasi pada tanah di lokasi pembangunan tol itu.
"Perbaikan kondisi tanah (soil improvement) melalui matras bambu dilakukan karena konstruksi tanggul laut yang terintegrasi dengan jalan tol akan dibangun di atas tanah klasifikasi very soft soil (sangat lembut)," ujar Eka dalam siaran pers, Senin (20/09/2021).
Baca juga: Jokowi: Tol Semarang-Demak Tingkatkan Konektivitas dan Kendalikan Banjir Rob
Pengujian yang dilakukan terdiri dari dua jenis yaitu uji tarik sistem matras bambu dan uji lentur sistem matras bambu.
Ini bertujuan dalam mengetahui perilaku dari bambu yang dirangkai menjadi kesatuan sebagai matras jika mengalami gaya tarik arah horizontal serta gaya tekan pada arah tegak lurus.
Pengujian tarik sistem matras bambu dan uji lentur sistem matras bambu baru pertama kali dilakukan dan diharapkan dapat memberikan terobosan dalam solusi perkuatan tanah lunak yang murah dan tepat guna.
Pengujian dilakukan sebagai bagian dari kegiatan Full Scale Trial Embankment yang merupakan proyek Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta (Ditjen) Bina Marga Kementerian PUPR.
Lalu, didukung oleh PT Lapi ITB selaku Perencana Rincian Teknik Akhir Tol Semarang-Demak Seksi 1.
Selain sistem matras bambu, penguatan kondisi tanah juga dilakukan dengan cara pemasangan material pengalir vertikal pra-fabrikasi atau PVD.
Selain itu, ada pelaksanaan pembebanan menggunakan material pasir laut yang diambil menggunakan alat Trailing Suction Hopping Dredger atau TSHD.
Baca juga: Kebut Pengadaan Tanah Tol Semarang-Demak, Pemerintah Bentuk Tim Khusus
Kepala BBPJN Jawa Tengah-DIY Satrio Sugeng Prayitno mengungkapkan, metode-metode tersebut diharapkan tidak hanya akan memberikan konstruksi tanggul laut terintegrasi dengan jalan tol yang efisien dari segi biaya.
"Namun, juga dapat menyediakan infrastruktur yang andal dan berkesinambungan pada masa mendatang," ucap dia.