Restorasi Jam Big Ben London, Warna Aslinya Terungkap

JAKARTA, KOMPAS.com - Menara jam Big Ben, salah satu ikon Kota London, Inggris, masih dalam proses restorasi. Namun, progresnya dinilai sudah lebih cepat dari perkiraan rencana.

Melansir The Indian Express, pada Senin, 6 September 2021 lalu, warna jarum jam dan menit tampak berwarna biru prusia yang merupakan warna aslinya.

Untuk diketahui, sebelum proses restorasi dilakukan, jarum jam dan menit berwarna hitam.

Sebetulnya perubahan tersebut tidak masuk dalam perencanaan. Warna biru prusia pada jarum jam dan menit Big Ben yang asli diketahui saat pekerja sedang merestorasinya.

Baca juga: Setelah Macet 12 Jam, London Bridge Tower Kembali Bisa Dilintasi

Proyek restorasi digagas pemerintah setempat untuk perbaikan hingga pemulihan agar tetap terjaga kondisinya. Sebab, Big Ben mengalami beberapa kerusakan.

Seperti runtuhnya bebatuan menara, besi berkarat, atap bocor, dan jam tampak tua. 

Restorasi ini merupakan upaya memulihkan menara jam ke masa kejayaannya, serta memodernisasi dan meningkatkan fasilitas agar sesuai untuk abad ke-21.

"Ini sangat penting untuk memastikan bahwa bangunan ikonik yang termasuk dalam situs Warisan Dunia UNESCO ini tetap terjaga untuk dikunjungi dan dinikmati oleh generasi mendatang," kata pihak pemerintah.

Peningkatan yang dimaksud yakni sistem keselamatan dan hemat energi. Selain itu, akan terpasang akses lift yang lebih baik untuk perawatan dan layanan darurat. Juga akan ada toilet dan dapur.

Adapun proyek restorasi ini menelan biaya 80 juta pounds atau sekitar Rp 1,5 triliun. Mulai dikerjakan pada 2017 dan diharapkan selesai pada 2021 serta kembali beroperasi normal tahun 2022.

Dengan kondisi itu, lonceng jam Big Ben jarang terjadi. Memang sengaja dihentikan hingga proses restorasi selesai. Sebab, jika berbunyi dikhawatirkan berdampak pada keselamatan para pekerja.

"Sementara kita semua merindukan suara Big Ben menandai waktu, dan perancah yang akan dihapus dari menara. Saya pikir kita semua akan setuju pada pembukaan tahun depan, kesabaran kita tidak sia-sia," kata Jubir House of Commons Linda Hoyle kepada Reuters.