Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada! Risiko Banjir Sistem Kereta Api Bawah Tanah

Kompas.com - 04/09/2021, 08:00 WIB
Masya Famely Ruhulessin,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banjir bandang yang terjadi di terowongan kereta api bawah tanah pada sejumlah wilayah di Amerika Serikat, harus membuat pemerintah melakukan evaluasi kembali.

Terjadinya pemanasan global telah memicu terjadinya banjir hingga masuk ke area terowongan bawah tanah dan menggangu sistem transportasi setempat.

Tak hanya di Amerika Serikat, banjir yang menggenangi terowongan kereta api ini juga terjadi di negara lainnya seperti Inggris dan China.

Baca juga: Jalur Kereta Bawah Tanah di New York Kacau Akibat Banjir Bandang

Profesor Hydraulic Egineering dari University of Exeter Slobodan Djordjevic mengatakan, untuk mengantisipasinya setiap kota harus memiliki tinjauan komprehensif tentang risiko banjir untuk sistem bawah tanah.

"Ke depan, pihak berwenang perlu berpikir sangat hati-hati tentang di mana mereka ingin membangun jalur baru, stasiun baru, terowongan baru," ujar Slobodan seperti dikutip dari NPR.

Tak hanya soal lokasi pembangunan stasiun dan terowongan, masalah lainnya adalah bagaimana negara-negara di Amerika Serikat dan Eropa bisa mengadaptasi sistem kereta bawah tanah mereka menyesuaikan dengan kondisi iklim yang lebih basah.

Sebagian besar sistem kereta bawah tanah di Washington sudah berusia hampir 50 tahun. Bahkan sistem kereta bawah tanah di New York dan Boston lebih tua.

Banyak pintu masuk stasiun berada di tempat yang rendah sehingga memudahkan aliran air turun lewat tangga atau eskalator stasiun.

Hal yang sama berlaku di banyak kota di Eropa, termasuk London dan Berlin. Dalam beberapa tahun terakhir, ditemukan aliran air yang masuk ke stasiun kereta bawah tanah.

Baca juga: Ini Penyebab Bengkaknya Biaya Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Karena itu, mereka bisa belajar dari negara-negara di Asia yang memiliki stasiun kereta api bawah tanah yang lebih baru dan dibuat untuk beradaptasi dengan iklim yang lebih basah.

Menurut Slobodan, ada banyak hal yang bisa dipelajari dari kota-kota Asia tentang cara mengatasi banjir kereta bawah tanah.

Misalnya, di Taipei, di mana banjir sering terjadi angin topan sehingga otoritas setempat menaikkan pintu masuk ke stasiun untuk masuknya air.

Sementara itu, Bangkok sudah sejak lama memiliki sistem peringatan banjir untuk menjaga keselamatan penumpang.

“Banyak sistem kereta bawah tanah di Asia juga dibangun lebih baru daripada yang ada di Amerika dan Eropa, sehingga lebih cocok untuk iklim saat ini,” kata Slobodan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Banjar: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Banjar: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sukabumi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sukabumi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Surat Edaran Prototipe Rumah Sederhana Segera Terbit

Surat Edaran Prototipe Rumah Sederhana Segera Terbit

Berita
Segudang Keuntungan Gunakan Wastafel 'Stainless Steel' di Dapur

Segudang Keuntungan Gunakan Wastafel "Stainless Steel" di Dapur

Tips
Lima Tahun ke Depan, Pertumbuhan 'Crazy Rich' Indonesia Lampaui Dunia

Lima Tahun ke Depan, Pertumbuhan "Crazy Rich" Indonesia Lampaui Dunia

Berita
Incar Mahasiswa dan Turis, Winland Tawarkan Hunian Rp 300 Juta di Malang

Incar Mahasiswa dan Turis, Winland Tawarkan Hunian Rp 300 Juta di Malang

Apartemen
Mulai Tahun Ini, Tarif Sewa Gedung Kantor di Jakarta Naik 3 Persen

Mulai Tahun Ini, Tarif Sewa Gedung Kantor di Jakarta Naik 3 Persen

Perkantoran
186.000 Hektar Hutan Adat di Tapanuli Utara dan Luwu Utara Diregistrasi

186.000 Hektar Hutan Adat di Tapanuli Utara dan Luwu Utara Diregistrasi

Berita
4,39 Juta Orang Naik Kereta Selama 22 Hari Angkutan Lebaran 2024

4,39 Juta Orang Naik Kereta Selama 22 Hari Angkutan Lebaran 2024

Berita
Ditarget Tuntas Oktober, Ini Progres Bendungan Bolango Ulu di Gorontalo

Ditarget Tuntas Oktober, Ini Progres Bendungan Bolango Ulu di Gorontalo

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Cianjur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Cianjur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com