Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembangan Jawa Timur bagian Selatan Diawali dari Malang Raya

Kompas.com - 26/08/2021, 17:00 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Surya Tjandra mengatakan, pembangunan Malang Raya merupakan momentum yang tepat dalam mengawali pengembangan Jawa Timur bagian Selatan.

"Momentum ini jadi pintu masuk bersama dalam membangun daerah Jawa Timur bagian selatan," ujar Surya dikutip dari laman Kementerian ATR/BPN, Kamis (26/08/2021).

Untuk diketahui, Malang Raya terdiri dari Kota Malang, Kabupaten Malang, serta Kota Batu.

Hingga saat ini, Kabupaten Malang telah mendapatkan perhatian dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), terutama soal penelitian potensi daerah.

Dia mengatakan, akan banyak hal yang dibangun dalam pengembangan ini seperti sektor energi, perikanan, serta wisata.

Selain itu, kata Surya, Kementerian ATR/BPN sebagai organisasi vertikal yang punya pengetahuan konteks nasional dalam hal status dan riwayat tanah dapat mendukung proses dari perencanaan besar ini.

Baca juga: Begini Strategi Pemerintah Kembangkan Potensi Jawa Bagian Selatan

"Kesempatan dan momentum pembangunan ini pasti akan datang. Karena itu, kita harus paham dan siap agar dapat mendukung hal ini, sebab Malang Raya pantas dapat perhatian, tambahnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves Basilio Araujo menjelaskan terkait potensi yang tersebar di Kabupaten Malang.

"Berdasarkan penelitian, ditemukan potensi dalam sektor perikanan. Karena jangkauan fishing ground (daerah tangkapan ikan) yang lebih luas di daerah Kabupaten Malang, hal ini berpotensi pada banyaknya migrasi ikan tuna," terang Basilio.

Total jangkauan daerah tangkapan ikan sendiri sebanyak 45 titik dengan luas sebesar 9.792 kilometer persegi.

Kabupaten Malang juga memiliki potensi besar dalam hal pariwisata, khususnya daerah pantai karena memiliki 19 titik desa pesisir yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia.

Namun, ada beberapa hambatan yang menghambat potensi tersebut seperti kurangnya akses menuju kawasan wisata, sarana prasarana, dan karakteristik daerah rawan bencana.

Dalam hal ini, Basilio Araujo menjelaskan, Kemenko Marves sudah memikirkan pula langkah taktis terkait penyelesaian atas hambatan tersebut.

Salah satunya, berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga (K/L) terkait untuk memperbaiki akses masuk dan mitigasi bencana.

Dengan mengetahui potensi itu diharapkan dapat menjadi langkah awal pengembangan Jawa Timur bagian Selatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com