Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Istana Negara" Ada di Desa, Ini Kata Pengamat Tata Kota

Kompas.com - 25/07/2021, 13:00 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kantor desa yang dibangun menyerupai Istana Negara sempat viral dan ramai diperbincangkan publik.

Struktur yang mirip simbol kenegaraan tersebut tentu saja menjadi perhatian, kerap ramai dikunjungi dan dijadikan sebagai tempat berswa-foto.

Menariknya, kantor desa yang diklaim ikonik itu dibangun dengan biaya fantastis mulai dari ratusan juta hingga miliaran rupiah.

Mengomentari hal tersebut, Arsitek dan Ahli Tata Kota Bambang Eryudhawan mengatakan, tujuan utama dibangunnya kantor pemerintahan adalah untuk menjalankan fungsinya yaitu melayani masyarakat.

Baca juga: Megahnya Kantor Desa dan Pemda, Telan Dana hingga Miliaran Rupiah

Menurutnya, salah besar jika bangunan itu hanya dijadikan sebagai ikon atau dengan tujuan supaya menjadi tontonan dan dikunjungi banyak orang.

"Kalau bangunan pemerintah untuk jadi ikon dan tontonan banyak orang itu salah besar.
Tujuan utama gedung pemerintah apalagi buat kantor desa itu kan buat melayani publik, bisa melayani keluhan masyarakat, ketemu warga kan itu dulu tujuannya," tutur Yudha, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (25/07/2021).

Dia menjelaskan, kantor pemerintah seperti kantor desa dan gubernur merupakan fasilitas publik yang dibangun harus sesuai dengan fungsinya.

Keindahan arsitektur bangunan pemerintah hanya menjadi nilai tambah dan tidak boleh mengorbankan fungsi utama.

"Bahwa itu bangunan dirancang oleh arsitek dan bagus adalah bonus. Tetapi kalau dibuat untuk jadi ikon itu pasti gagal, karena secara fungsi sudah pasti tidak memenuhi syarat, karena tujuannya saja sudah salah," papar Yudha.

Sebaliknya, jika kantor pemerintah dibangun ikonik justru akan menimbulkan kekhawatiran  enghambur-hamburkan anggaran.

Padahal, di sisi lain, masih banyak program krusial dan mendesak untuk masyarakat yang harus dijalankan dan menjadi prioritas dalam pemanfaatan anggaran tersebut.

"Karenaya, fungsi bangunan itu harus dipenuhi dulu. Kami ragu dan khawatir anggaran yang berlebihan itu hanya untuk bersolek tetapi tidak memenuhi fungsinya. Jadi ibarat banyak gincu dan anting-anting tapi badannya nggak sehat," ujarnya.

Dalam catatan Kompas.com, ada tiga kantor desa yang dibangun menyerupai Istana Negara dengan anggaran ratusan hingga miliaran rupiah.

Ketiga kantor desa tersebut yaitu Kantor Desa Kemuningsari Kidul, Jember, Jawa Timur yang dibangun senilai Rp 1,8 miliar.

Lalu Kantor Desa Cempaka, Lampung Utara, Lampung senilai Rp 400 juta.

Dan Kantor Desa Dadapan, Pacitan, Jawa Timur senilai Rp 200 juta.

Sementara itu terdapat satu bangunan lainnya yang merupakan Gedung Negara Papua yang dirancang mirip Gedung Putih atau White House di Amerika Serikat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com