JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengalokasikan anggaran sebesar Rp 715 miliar pada Tahun Anggaran (TA) 2021 untuk pembangunan infrastruktur jalan perbatasan Indonesia-Malaysia, tepatnya di Kalimantan Utara (Kaltara).
Rinciannya, anggaran sebesar Rp 247 miliar dikucurkan untuk pembangunan ruas jalan perbatasan seperti Jalan Long Boh-Metulang-Long Nawang sepanjang 6,5 kilometer.
Kemudian, Jalan Long Boh-Metulang-Long Nawang 2 dengan total panjang 21,5 kilometer, pembukaan hutan ruas Long Boh-Metulang yang belum tembus sepanjang 3,5 kilometer, Jalan Long Kemuat-Langap sepanjang 3,7 kilometer, serta pemeliharaan rutin perbatasan sepanjang 312,3 kilometer.
Baca juga: Proyek Jalan Perbatasan Indonesia-Malaysia di Kaltara Terus Berlanjut
Selain jalan perbatasan, anggaran TA 2021 Kementerian PUPR juga digunakan untuk melanjutkan pembangunan akses perbatasan di Provinsi Kalimantan Utara sebesar Rp 468 miliar.
Pekerjaan ini diprioritaskan pada area yang sudah memiliki permukiman atau padat penduduk serta fasilitas umum seperti Puskesmas, pasar, sekolah, dan kantor pemerintahan.
Sementara penggunaan lapisan agregat digunakan pada area yang masih membutuhkan peningkatan lalu lintas harian (LHR).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan infrastruktur jalan itu bertujuan untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah atau membuka akses daerah terisolasi.
"Selain itu, juga sebagai pemerataan hasil pembangunan di luar Pulau Jawa, terutama di daerah perbatasan," ucap Basuki dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (29/3/2021).
Sehingga, dapat mendukung pusat pertumbuhan ekonomi baru di kawasan perbatasan.
Secara keseluruhan, jalan perbatasan di Kaltara membentang sepanjang 992,35 kilometer yang terdiri dari jalan paralel perbatasan sepanjang 614,55 kilometer dan akses perbatasan 377,8 kilometer.
Dari sisa pembangunan jalan perbatasan di Kaltara sepanjang 614,55 kilometer ini telah menyisakan sepanjang 57 kilometer dan 27,05 kilometer pada akses jalan perbatasan.
Dengan adanya pembangunan infrastruktur ini diharapkan dapat membuka daerah terisolasi yang bisa membantu masyarakat di kawasan tersebut.
"Dengan meningkatnya konektivitas masyarakat akan terbentuk jalur logistik baru yang mendukung tumbuhnya embrio pusat pertumbuhan," tuntas Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.