Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Agraria Sektor Perkebunan Didominasi Perusahaan Sawit

Kompas.com - 07/01/2021, 07:00 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Konflik agraria di sektor perkebunan didominasi oleh perusahaan perkebunan berbasis sawit.

Menurut Laporan Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), dari total 122 letusan konflik agraria di sektor perkebunan pada 2020, sebanyak 101 konflik di antaranya melibatkan perkebunan sawit.

"Letusan konflik didominasi oleh perkebunan berbasis sawit sebanyak 101 kasus dari total 122 kasus konflik agraria di sektor perkebunan," kata Sekretaris Jenderal KPA Dewi Sartika dalam Laporan Kasus Konflik Agraria 2020, di Jakarta, Rabu (06/01/2021).

Baca juga: Ini 5 Provinsi dengan Kasus Sengketa Tanah Tertinggi di Indonesia

Sementara sisa konflik lainnya melibatkan perkebunan dengan komoditas tebu, karet, teh, kopi, kelapa, holtikultura, kesambi, cengkeh, pala dan Jeruk.

Dewi menjelaskan, konflik agraria yang terjadi di sektor perkebunan sawit menunjukkan adanya proses perampasan tanah yang didasari oleh bisnis perkebunan.

Bisnis tersebut bertabrakan dengan klaim-klaim masyarakat yang sudah tinggal bertahun-tahun sehingga menimbulkan konflik agraria.

"Sayangnya memang praktik land grabbing atau perampasan tanah ini dilegitimasi oleh hukum difasilitasi oleh pemerintah tentunya," kata dia.

Selain itu, perkebunan sawit ini memiliki jaringan modal yang kuat karena terafiliasi dengan perusahaan-perusahaan besar ternama secara nasional maupun global.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com