KOMPAS.com - Jangan buang material sisa pembangunan rumah atau sisa-sisa reruntuhan bangunan yang seringkali menumpuk begitu saja.
Dengan sedikit kreatifitas, material-material tersebut bisa menjadi bahan pembuat furnitur.
Tsuyoshi Hayashi sudah membuktikannya. Dia, secara kreatif, menggunakan genteng-genteng bekas sebagai bahan pembuat bangku.
Hayashi mengumpulkan genteng-genteng tradisional kawara dari sebuah pabrik di Takahama, Jepang.
Genteng tersebut dibuat dari tanah liat dan bentuknya bergelombang. Sekilas, genteng yang digunakan oleh Hayashi tidak jauh berbeda dengan genteng di Indonesia.
Baca juga: Rumah Genteng Bekas, Unik dan Menarik
Seperti dikutip dari Dezeen, lima persen kawara rusak dalam proses produksi. Tak mengherankan, jika ada lebih dari 65.000 kawara dikirim ke tempat pembuangan sampah setiap tahunnya.
Tanpa perlu direkatkan dengan lem atau paku, genteng kawara tersebut bisa pas menempati rangka yang dibuat Hayashi.
"Bentuk gelombang lembut mengundang orang-orang untuk duduk dan (bangku) ini membuat postur orang lurus secara ergonomis," ujar Hayashi kepada Dezeen.
Sang desainer pun menambahkan bahwa proses tradisional pembuatan kawara membuatnya tahan cuaca dan kuat, jauh lebih kuat dari genteng buatan Eropa.
Setiap genteng dibakar dalam api bersuhu lebih dari 1.200 derajat Celcius, sementara genteng Eropa hanya dibakar dalam suhu sekitar 800 derajat Celcius. Dengan kata lain, kursi-kursi ini bisa digunakan di luar ruangan.
Tahun lalu, Hayashi lulus dari Design Academy Eindhovem dan membuka studio pribadinya Desember lalu.
Tidak hanya membuat bangku-bangku dari genteng, Hayashi punya tujuan yang lebih besar untuk mendorong penduduk dunia menggunakan bahan lokal dan meminimalisasi produksi sampah.
"Harapan terbesar saya adalah berkolaborasi dengan pabrik di tiap negara dan menggunakan prinsip desain saya untuk mengajukan nilai unik dan lokalitas sampah material," tuntas Hayashi.
Anda tertarik mencoba?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.