Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Homo Soloensis: Penemu, Ciri-ciri, dan Hasil Kebudayaan

Kompas.com - 14/04/2021, 13:49 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Homo merupakan manusia purba paling maju dibandingkan dengan jenis lainnya.

Manusia purba jenis ini terdiri dari beberapa macam, salah satunya adalah Homo Soloensis.

Fosil-fosil Homo Soloensis ditemukan di Ngandong, tepi Bengawan Solo, dan Sangiran serta Sambungmacan (Sragen) dari penggalian yang dilakukan oleh Willem Frederik Florus Oppenoorth, Carel ter Haar, dan G. H. R. von Koenigswald pada 1931 hingga 1933.

Fosil yang ditemukan terdiri dari 14 tengkorak, 2 tulang kering, dan tulang panggul.

Diperkirakan Homo Soloensis adalah evolusi dari Pithecanthropus Mojokertensis yang hidup sekitar 117 hingga 108 ribu tahun lalu pada Zaman Pleistosen Akhir.

Oleh sebagian ahli, Homo Soloensis digolongkan dengan Homo Neanderthalensis yang merupakan manusia purba jenis Homo Sapiens dari Asia, Eropa, dan Afrika.

Baca juga: Pithecanthropus Erectus: Penemuan, Ciri-ciri, dan Kontroversi

Ciri-ciri Homo Soloensis

  • Volume otak cukup besar mulai dari 1.013-1.251 cc
  • Tinggi badan berkisar antara 130-210 cm
  • Berat badan antara 30-150 kg
  • Bagian belakang tengkorak telah membulat dan tinggi
  • Otot-otot pada bagian tengkuk mulai mengalami reduksi
  • Alat pengunyah menyusut sehingga gigi dan tulang rahang menjadi kecil
  • Wajah dan hidungnya lebar
  • Dahi dan mulut masih menonjol, namun tidak seperti Pithecanthropus
  • Diperkirakan bisa berjalan dan berdiri sempurna

Kehidupan dan Hasil Kebudayaan Homo Soloensis

Kehidupan Homo Soloensis sudah lebih maju daripada manusia purba lainnya. Mereka memiliki volume otak yang mendekati manusia masa kini.

Mereka memiliki berbagai peralatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mempertahankan hidup dari berbagai ancaman.

Alat-alat yang dimaksud berupa peralatan dari tulang binatang, perkakas dari serpihan dari batu (flakes), dan ujung tombak yang bergerigi pada sisi-sisinya.

Karena ditemukan di daerah Ngandong, alat-alat tersebut dikenal sebagai Kebudayaan Ngandong.

Baca juga: Meganthropus Paleojavanicus: Penemuan, Kehidupan, dan Ciri-ciri

Sebagian flakes yang ditemukan terbuat dari batu-batuan indah kalsedon, menandakan masyarakatnya telah mengenal seni.

Peralatan dari tulang binatang diperkirakan digunakan untuk mengorek umbi-umbian dari dalam tanah, sementara tombak yang bergerigi dimanfaatkan untuk menangkap ikan.

Homo Soloensis kemungkinan besar mendiami lingkungan hutan terbuka bersama dengan gajah, harimau, tapir, kuda nil, dan banyak lainnya.

Kepunahan Homo Soloensis

Penyebab punahnya Homo Soloensis memang masih menjadi teka-teki, namun beberapa faktor berikut ini diduga menjadi alasannya.

  • Terkena letusan gunung berapi
  • Penyebaran penyakit
  • Dimangsa predator
  • Kurang pandai bersosialisasi
  • Badai meteor

Referensi:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Stori
Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Stori
9 Kerajaan Islam di Papua

9 Kerajaan Islam di Papua

Stori
Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Stori
Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Stori
Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Stori
Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Stori
Isi Piagam PBB

Isi Piagam PBB

Stori
Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Stori
Mengapa Imam Hanafi Mendapat Gelar Ahlul Ra'yi?

Mengapa Imam Hanafi Mendapat Gelar Ahlul Ra'yi?

Stori
Sejarah Salam Tempel, Tradisi Bagi Uang Saat Lebaran

Sejarah Salam Tempel, Tradisi Bagi Uang Saat Lebaran

Stori
Upacara Melasti, Ritual Penyucian Diri untuk Menyambut Nyepi

Upacara Melasti, Ritual Penyucian Diri untuk Menyambut Nyepi

Stori
Strategi Perang Parit pada Perang Dunia I

Strategi Perang Parit pada Perang Dunia I

Stori
10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Stori
Sejarah Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Sejarah Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com