KOMPAS.com - Kerajaan Samudera Pasai atau Kesultanan Samudera Pasai adalah kerajaan Islam pertama di nusantara.
Kerajaan Islam yang berkuasa dari abad ke-13 hingga abad ke-16 ini terletak di pesisir utara Sumatera, tepatnya di dekat Kota Lhokseumawe, Aceh.
Pendiri Kerajaan Samudera Pasai adalah Marah Silu yang bergelar Sultan Malik Al-Saleh.
Mengingat letaknya yang strategis, Samudera Pasai menjadi daerah di nusantara yang pertama kali dikunjungi oleh para pedagang dan pelayaran.
Di masa kepemimpinan Sultan Mahmud Malik Az Zahir, kerajaan ini mencapai puncak keemasan dan menjelma menjadi pusat perdagangan internasional.
Setiap tahunnya, Samudera Pasai mampu mengekspor lada, sutra, kapur barus, dan emas dalam jumlah besar.
Selain sebagai pusat perdagangan, Kesultanan Samudera Pasai juga merupakan pusat perkembangan agama Islam.
Sumber sejarah Kerajaan Samudera Pasai didapatkan dari catatan Marcopolo dan catatan Ibnu Battutah.
Baca juga: Kerajaan Samudera Pasai: Sejarah, Masa Kejayaan, dan Peninggalan
Berikut ini adalah Sultan dan Sultanah yang pernah memerintah sebagai raja Kerajaan Samudera Pasai.
Baca juga: Sultan Mahmud Malik Az Zahir, Pembawa Kejayaan Samudera Pasai
Raja pertama Kerajaan Samudera Pasai adalah Sultan Malik Al-Saleh.
Sebelum diislamkan oleh Syekh Ismail, seorang utusan dari Syarif Mekah, namanya adalah Marah silu.
Setelah menjadi raja, Sultan Malik Al-Saleh menikah dengan putri Perlak.
Sultan Malik Al-Saleh berusaha meletakkan dasar-dasar kekuasaan Islam dan mengembangkan kerajaannya melalui perdagangan.
Setelah Sultan Malik Al-Saleh wafat pada 1297, kekuasaan jatuh ke tangan putranya yang bernama Sultan Muhammad Malik az-Zahir.
Sultan Muhammad Malik az-Zahir mencoba menerusakan usaha-usaha yang dilakukan oleh ayahnya, sehingga Samudera Pasai terus berkembang.