KOMPAS.com - Yamaha telah memutuskan untuk mengganti Esteban Garcia, kepala mekanik Maverick Vinales sejak 2019, dengan Silvano Galbusera. Vinales pun mengaku pasrah dan tetap percaya dengan keputusan timnya.
Per laporan Motorsport, pergantian ini dilakukan oleh Yamaha untuk membantu Maverick Vinales yang kesulitan sejak Kejuaraan Dunia MotoGP 2021 beralih seri Eropa.
Maverick Vinales merosot di klasemen sementara Kejuaraan Dunia setelah gagal finis lebih tinggi dari peringkat ketujuh dalam empat seri sejak MotoGP Portugal yang menjadi penanda dimulainya seri Eropa.
Vinales finsi peringkat ke-11 di Portimao, peringkat ketujuh di Jerez (MotoGP Spanyol), peringkat ke-10 di Le Mans (MotoGP Perancis), dan terakhir peringkat kedelapan di Mugello (MotoGP Italia).
"Selaama 3-4 balapan ke belakang, perasaan saya dengan motor tidak bagus," ujarnya seperti dikutip dari Motorsport Perancis.
"Saya tak berada dalam potensi maksimum sehingga saya berbicara banyak dengan Yamaha. Mereka mengambil keputusan untuk menghadapi isu ini dengan strategi baru yakni mengganti kepala mekanik."
Baca juga: MotoGP Italia - Marquez Akui Trik Tak Fair, Vinales Geram, Rossi Tak Terkejut...
"Saya percaya dengan Yamaha, jadi kita lihat saja. Sejujurnya, saya punya hubungan baik dengan Esteban dan saya sangat percaya dengannya."
"Namun, Yamaha selalu berusaha memberikan yang terbaik, jadi kita lihat saja ke depannya seperti apa dengan Silvano."
Vinales pun mengungkit pengalaman intensif Galbusera saat menangani Valentino Rossi.
Ia juga tak bersembunyi dari performa buruk dirinya di seri-seri Eropa MotoGP 2021.
"Sejujurnya, saya tak pernah mencari-cari alasan. Saya hanya melihat fakta dan poin," ujarnya lagi.
Ia pun menyinggung bagaimana di saat dirinya kesulitan, Fabio Quartararo yang baru musim ini membalap di tim pabrikan Yamaha justru memuncaki klasemen sementara Kejuaraan Dunia 2021 dengan tiga kemenangan dari enam seri sejauh ini.
Baca juga: Marquez Akui Sengaja Buntuti Vinales Saat Kualifikasi Demi Waktu
"Kami punya rekan setim yang berhasil menang di beberapa seri sementara kami hanya mengincar 10 besar, jadi sesuatu memang tak berjalan," tutur rider kelahiran 12 Januari 1995 ini lagi.
"Sebagai contoh, saya di depan pada sesi FP1 di Mugello. Segalanya normal dan merasa bagus dengan motor."
"Akan tetapi, perlahan-lahan saya merasa motor tidak benar."