Perdana Menteri Singapura Sebut Kontrak Eksklusif Taylor Swift Bukan Hal Tak Bersahabat

KOMPAS.com - Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, mengaku telah mengikat kontrak dengan Taylor Swift agar tak menggelar konser di negara ASEAN lain.

Lee membela diri dengan menegaskan bahwa keputusannya itu bukan aksi tak bersahabat bagi negara-negara lain di Asia Tenggara.

"Agensi kami menegosiasikan kesepakatan dengan dia untuk datang ke Singapura dan tampil, dan menjadikan Singapura sebagai satu-satunya perhentiannya di Asia Tenggara," kata Lee dilansir AlJazeera, Jumat (8/3/2024).

Baca juga: Kisah di Balik Viralnya Ulfa Merdeka yang Suaminya Nonton Konser Taylor Swift di Singapura

“Kesepakatan telah tercapai. Dan ternyata ini merupakan kesepakatan yang sangat sukses. Saya tidak melihat itu sebagai tindakan yang tidak ramah," sambungnya.

Lee Hsien Loong juga berujar tak tahu apakah Taylor Swift akan menggelar konser di negara ASEAN lain jika tak ada kesepakatan tersebut.

"Mungkin iya, mungkin tidak. Hal-hal seperti ini tetap dia yang menentukan," katanya.

Baca juga: Intip Isi VIP Merchandise Konser Taylor Swift The Eras Tour

Diberitakan sebelumnya, Lee Hsien Loong membayar Taylor Swift dengan dana hibah sebesar 2-3 juta dolar AS agar menggelar konser eksklusif di Singapura.

Rangkaian tur The Eras ini sangat ditunggu-tunggu oleh para penggemar dari seluruh negara sehingga bisa berdampak ke sektor ekonomi dan pariwisata.

Perdana Menteri Thailand dan Legislator Filipina mengecam langkah Lee Hsien Loong sehingga Taylor Swift hanya menggelar konser di Singapura.

Baca juga: Yang Perlu Swifties Tahu Sebelum Nonton Konser The Eras Tour Taylor Swift di Singapura

Singapura menjadi satu-satunya pemberhentian Taylor Swift di Asia Tenggara.

Sebelumnya, pelantun lagu "Anti-Hero" ini juga hanya mengunjungi Jepang di antara negara-negara Asia lainnya.

Meskipun hanya berkunjung ke Singapura, Taylor Swift dikabarkan sempat berlibur sejenak ke Bali di sela-sela konser The Eras Tour.