Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/11/2023, 11:00 WIB
Ady Prawira Riandi,
Andi Muttya Keteng Pangerang

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sutradara Wregas Bhanuteja menggunakan banyak bahasa metafora dalam karya terbarunya, film Budi Pekerti.

Metafora itu ada yang terlihat dengan jelas, ada pula yang memang terselip, tetapi memberikan makna mendalam.

Film Budi Pekerti mulai tayang di bioskop hari ini, Kamis (2/11/2023).

Sebelum menyaksikan filmnya, simak beberapa bahasa metafora yang dituliskan oleh Wregas dalam film Budi Pekerti.

Baca juga: Review Film Budi Pekerti, Bencana Itu Bernama Netizen

1. Force majeur

Wregas Bhanuteja menggunakan netizen sebagai force majeur atau bencana alam dalam film Budi Pekerti.

Video marah-marah Bu Prani yang berujung viral menjadi gerbang pembuka bencana alam itu datang menghantam keluarganya.

Netizen berbondong-bondong datang menghakimi tanpa pernah tahu latar belakang dari alasan Bu Prani marah-marah di video tersebut.

Netizen juga mulai mencari-cari kesalahan dari anggota keluarga lain untuk menjatuhkan karier Bu Prani sebagai seorang Guru BK di sekolah.

Baca juga: Kunto Aji Puji Performa Bahasa Jawa Prilly Latuconsina dalam Film Budi Pekerti

"Jadi kalau di film-film tsunami, tornado, 2012, bencana alam itu datang nah di sini bencananya itu netizen, bencana yang tidak terelakkan, inevitable kayak Thanos," kata Wregas.

2. Unggas

Jika Anda perhatikan, Wregas Bhanuteja menempatkan masker berwarna kuning dalam setiap adegan Budi Pekerti.

Masker berjenis duckbill dengan warna kuning itu diartikan sebagai paruh burung.

Burung sendiri dipilih karena penggambaran manusia yang suka berkicau di media sosial.

Baca juga: Film Budi Pekerti Jadi Persembahan Wregas Bhanuteja untuk 2 Gurunya di SMP

"Saya mengibaratkan keluarga ini burung yang berada di tengah kawanan burung lain, mencoba bersuara, tapi malah di-bully sama burung lain," kata Wregas.

Wregas bahkan menempatkan sejumlah adegan di mana empat karakter utama, Bu Prani, Pak Didit, Tita, dan Muklas memperagakan perilaku seperti unggas.

"Empat pose unggas ini untuk memperkuat konsep si burung yang suka berkicau tadi," kata Wregas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com