Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Maestro Ranto Gudel Ayah Didi Kempot yang Namanya Berkali-kali Disebut dalam Lagu Cintamu Sepahit Topi Miring

Kompas.com - 26/06/2023, 19:28 WIB
Andika Aditia

Penulis


KOMPAS.com –Ke mana Ranto Gudel pergi,
Panggung selalu harum dengan arak wangi.
Di Sriwedari jadi petruk,
Garengnya diajak mabuk,
Bagongnya menggeloyor,
Semarnya berjualan ciu cangkol,
dengan terang lampu semprong.

Barusan adalah petikan sajak yang ada dalam puisi Cintamu Sepahit Topi Miring karya budayawan Sindhunata atau dikenal Romo Sindhu yang juga pernah menjadi jurnalis Harian Kompas.

Kemudian, puisi Cintamu Sepahit Topi Miring yang ada dalam buku Air Kata-Kata karya Sindhunata dikonversi lagi menjadi sebuah lagu oleh grup hip hop kolektif Jogja Hip Hop Foundation dengan judul yang sama.

Lagu gubahan Jogja Hip Hop Foundation berjudul “Cintamu Sepahit Topi Miring” ini kemudian viral setelah dirilis pada tahun 2013.

Di TikTok, lagu “Cintamu Sepahit Topi Miring” menjadi hits untuk lagu latar ribuan konten, sementara di Spotify, lagu ini sudah diputar lebih dari 50 juta kali.

Lagu ini di menjadi viral karena dentuman musik elektronik yang asyik dengan liriknya yang satire.

Salah satu yang menarik dalam lagu ini adalah nama maestro Ranto Gudel yang disebutkan berkali-kali.

Meskipun, pada faktanya tak hanya Ranto Gudel saja yang namanya terseret dalam liriknya, ada nama tokoh pewayangan Sengkuni sampai punakawan yang terdiri dari Semar, Bagong, Petruk, dan Gareng.

Sengkuni leda-lede
Mimpin baris ngarep dhewe
Eh barisane menggok
Sengkuni kok malah ndheprok
Nong eh nong ji nong ro,

Begitu bunyi sajak yang menyeret nama Sengkuni dalam lagu “Cintamu Sepahit Topi Miring”.

Namun, nyatanya juga, Ranto Gudel tetaplah paling banyak disebut dalam lagu.

Siapa Ranto Gudel?

Ranto Gudel bernama lengkap Ranto Edi Gudel, ia lahir di Solo, Jawa Tengah pada tahun 1937.

Ranto Gudel lalu tumbuh menjadi seniman bahkan maestro yang mengharumkan kesenian lawak Ketoprak.

Ranto Gudel konsisten berkesenian dengan melawak lewat pentas ketoprak selama 40 tahun.

Meski hanya lulusan kelas 2 SMP, Ranto Gudel bukannya tak berpendidikan, ia memperhatikan betul lakon kebudayaan dalam hidupnya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com