JAKARTA, KOMPAS.com - Manga Blood On The Track atau judul aslinya Chi no Wadachi karya Oshimi Shuzo membuktikan bahwa horor tak harus melulu tentang hantu.
Lewat karyanya tersebut, Oshimi Shuzo berhasil menciptakan cerita horor psikologi dari hubungan antara Ibu dan anak.
Awalnya, Osabe Seiichi merasa bahwa hidupnya biasa-biasa saja meski ia memiliki ibu yang overprotektif, yakni Osabe Seiko.
Baca juga: Mengenal Webtoon, Komik Digital dari Korea Selatan
Seiko selalu memperlakukan Seiichi seperti bayi meski usianya sudah memasuki masa SMP.
Siichi kemudian merasa kesal karena teman-teman dan sepupunya mengejeknya sebagai anak mami.
Suatu ketika, Siichi ikut piknik keluarga bersama kakek-nenek, paman bibi, dan tentunya sepupunya yang bernama Shigeru.
Baca juga: Sinopsis Who Are You, Charlie Brown?, Kisah Pencipta Komik Peanuts
Suatu insiden membuat dunia Seiichi menjadi berubah.
Ibunya yang selama ini ia anggap terlalu menyayanginya perlahan-lahan mulai menunjukkan sisi lain yang muncul akibat dari penyakit jiwanya.
Hal tersebut membuat Seiichi mulai membangkang dan ingin melepaskan diri dari cengkeraman ibunya. Tapi hal itu malah membuat semuanya menjadi semakin buruk.
Baca juga: Sinopsis The Comic Bang, Kisah Si Cerdas Pembuat Komik
Manga Blood on The Tracks pertama kali diterbitkan di Jepang dalam majalah manga Seinen Big Comic Superior pada 24 Februari 2017.
Hingga 28 April 2022, Blood on Track telah memiliki 13 volume.
Nama Blood on The Tracks mungkin terdengar familiar.
Baca juga: 4 Fakta Menarik School Tales The Series, Adaptasi Komik Populer
Oshimi Shuzo memang mendapatkan inspirasi judul manganya ini dari salah satu album milik musisi legendaris, Bob Dylan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.