PROFESOR (guru besar) merupakan jabatan akademis tertinggi seorang pengajar di perguruan tinggi.
Seorang teman yang menjadi dosen di perguruan tinggi swasta di Malang bilang, profesor menjadi tujuannya karena bisa menunjukkan prestasi maupun gengsi, bahkan juga meningkatkan kesejahteraan.
"Tunjangan profesor lumayan lo," katanya sambil menyebut angka.
Bagi saya, angka yang disebutkan lebih dari lumayan. Namun untuk meraih profesor bukanlah soal mudah. Karya menjadi modal utama, tetapi ketekunan administrasi tak kalah penting.
Masih kata teman saya, banyak dosen mumpuni dalam berkarya tetapi malas "ngurus administrasinya" sehingga profesornya terganjal. Pendek kalimat, kalau mau sampai profesor, dibutuhkan keseriusan.
Dari sinilah banyak gambaran keliru terhadap sosok profesor. Sampai sekarang profesor acap digambarkan sebagai orang berpenampilan serius.
Lihat saja ilustrasi atau kartun, profesor digambarkan orang berkepala botak dengan kacamata tebal.
Jangan salah, tidak selalu begitu gambaran seorang profesor. Ketika pada Rabu (10/8/2022) pukul 20.00 hingga 22.07 WIB, saya datang ke Stadion Manahan Solo, seketika gambaran profesor "berkepala botak dengan kacamata tebal" sirna.
Di lapangan parkir stadion itu saya menemukan profesor berambut panjang.
Siapa dia? Namanya Mike Mangini. Dia adalah associate profesor dan drumer di Dream Theater, sebuah grup proggresif rock asal Amerika Serikat.
Dream Theater terbentuk pada September 1985 dengan nama Majesty. Grup ini didirikan oleh John Petrucci, John Myung, dan Mike Portnoy, saat mereka belajar di Berklee College of Music di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat.
Dream Theater ini pada Rabu malam, menggelar konser tunggal. Personal Dream Theater saat konser ke Solo adalah John Myung, John Petrucci, James LaBrie, Jordan Rudess dan Mike Mangini.
Saya berkesempatan nonton mereka, walau untuk ukuran saya mesti membayar mahal. Tiket festival A seharga Rp 1 juta. Sebagai editor buku, Rp 1 juta sudah sangat mewah.
Tetapi kemahalan itu terbayarkan. Mangini yang menggantikan Portnoy pada Oktober 2010, ternyata tampil memukau.
Pukulan dia punya kecepatan tinggi. Menghentak, bikin jantung kian berdegup. Lelaki yang lahir pada tanggal 18 April 1963, di Massachusetts itu mengajarkan kepada para penonton menabuh drum "secara akademis" dan tentu saja menghibur.