Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingat Perjuangan Bertahan Hidup Saat Diterjang Tsunami, Ifan Seventeen: Nangis, Gue Pikir Ini Mimpi

Kompas.com - Diperbarui 12/04/2022, 08:50 WIB
Rintan Puspita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Menjadi salah satu korban selamat dari tsuami Anyer, Banten tahun 2018, vokalis grup Seventeen, Riefian Fajarsyah atau Ifan ceritakan bagaimana saat itu dia bertahan hidup di tengah laut.

Ifan yang menyebut selamatnya dia dari tsunami waktu itu sebagai mukjizat, mengaku sempat berpikir kejadian itu sebagai kiamat.

"Gue mimpi apa kiamat nih," ujar Ifan dikutip dari YouTube Curhat Bang Denny Sumargo.

"Gue mikir, kegulung (ombak), muter-muter, sambil mikir, ini dalam air, gue berarti harus ke atas nih, harus ngambang, instingnya," sambung Ifan.

Sebelum menyadari dirinya tergulung ombak dan ada di tengah laut, Ifan sempat pingsan. Tubuhnya juga terlilit kabel.

Baca juga: Lagunya Dinyanyikan Adik Vanessa Angel, Mendadak Ifan Seventeen Unggah Ini

Setelah sadar, dia berusaha bernapas, tapi yang dihirup hanya pasir dan air laut, sehingga Ifan memilih untuk menahan napas sambil berusaha melepaskan diri dari lilitan kabel dan berjuang ke atas permukaan air.

"Gue mikir ini dalam film jagoan enggak boleh panik. Jadi gue enggak boleh panik, jadi gue pelan-pelan (lepasin kabel), masih ditahan (napas)," kata Ifan.

"Akhirnya begitu lepas, gue ke atas, orang teriak tsunami, tsunami, baru tahu ini tsunami, nangis gue. Bukan nangis kejer, nangis mengeluh, karena gue pikir ini mimpi," lanjutnya.

Sesaat arus berhenti dan tenang, tapi kemudian arus air laut tiba-tiba mundur dan menarik tubuh Ifan kembali ke tangah laut.

Ifan melihat ada banyak orang berkumpul di tengah laut, dan ada satu orang yang berusaha memegang tangannya.

Baca juga: Ifan Seventeen dan Citra Monica Resmi Menikah

Instingnya untuk bertahan hidup membuat Ifan yang juga kesusahan di tengah laut akhirnya menyikut orang yang berusaha memegang tangannya dengan panik.

"Gue sikut-sikutin lah, kan gue udah engap, gue reflek, satu orang bapak-bapak pegang sini (siku) gue, gue sikut," ujar Ifan.

"Gue inget banget kata-kata gue 'jangan pegang tangan saya, pegang barang lain, karena kalau pegang tangan saya, kita berdua mati,'" kenang Ifan.

Akhirnya bapak tersebut berpegangan pada meja, begitu juga Ifan, tapi keduanya tenggelam saat ada orang lain yang juga datang ke meja tersebut.

Di situ Ifan kembali tenggelam, dan sempat ingin menyerah karena kelelahan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com