JAKARTA, KOMPAS.com - Penyanyi Reza Artamevia ditangkap polisi di sebuah restoran pada 4 September 2020.
Dari penangkapan tersebut, polisi menyita barang bukti sabu seberat 0,78 gram yang dibeli dengan harga Rp 1,2 juta.
Reza pun harus menjalani 10 bulan hukuman penjara dipotong masa rehabilitasi di BNN Lido.
Baca juga: Tak Ngotot Pertahankan Hak Asuh Anak Saat Cerai, Reza Artamevia Justru Bersyukur
Di sana, Reza membenahi dirinya dan semakin rajin beribadah.
Berikut rangkuman Kompas.com:
Reza mengakui bahwa titik terendah dalam hidupnya adalah ketika dia terjerat kasus narkoba.
“Titik terendah itu, ya kemarin itu. Yang disekolahin itu. Yang membuat aku titik terendah, aku membuat sedih dan sakit anak dan keluargaku,” kata Reza dikutip dari kanal YouTube MAIA ALELDUL TV, Kamis (9/9/2021).
Baca juga: Tak Rasakan Sakau Saat Direhabilitasi, Reza Artamevia: Aku Bukan Pecandu
“Itu terendah sekali, karena kebodohan aku,” lanjutnya.
Kini pelantun “Berharap Tak Berpisah” itu mengaku ingin kembali bangkit karena mendapat dukungan penuh dari keluarganya.
Selama di panti rehabilitasi, Reza mengaku tak ingin bicara dengan ibunya.
Baca juga: Reza Artamevia Petik Pelajaran Ini dari Kasus Narkoba yang Pernah Menjeratnya
Sebab, Reza tahu ibunya pasti menangis.
“Selama itu, sama Moesye (ibu), aku enggak mau teleponan sama dia. Takut dia nangis. Dia ibuku. Aku takut pasti nangis dan enggak bisa kontrol,” tutur Reza.
Oleh karenanya, sang ibu mengirimkan surat untuk Reza.
“Terus Moesye kirim surat. Intinya suratnya indah banget. Menurutku luar biasa, di sana aku kasih baca semua,” lanjut Reza kepada Maia Estianty.
Baca juga: Reza Artamevia Bagikan Kegiatan Selama Rehabilitasi, Ternyata...
Surat tersebut ternyata sangat menguatkan Reza dalam upaya pemulihannya dari narkoba.