Teman Sebut Nindy Ayunda Alami KDRT Saat Hendak ke Bali pada Desember 2020

JAKARTA, KOMPAS.com - Teman penyanyi Nindy Ayunda, Dania, menjadi saksi di sidang perkara kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialami pelantun "Untuk Sahabat" tersebut.

Sidang dilaksanakan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, dengan terdakwa mantan suami Nindy, Askara Parasady Harsono.

"(Saya tahu Nindy Alami KDRT pada) tanggal 20 Desember, karena saya bertemu sama korban," ujar Dania di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Kamis (19/8/2021).

Baca juga: Hancurnya Hati Nindy Ayunda Diterpa Berbagai Masalah hingga Bicara Ponsel Siluman Askara

"(Ketemu Nindy) di Bali, kita janjian naik sepeda. Sudah ada rencana dalam rangka naik sepeda. Di Jakarta, di rumah Pak Askara," ucap Dania menjawab pertanyaan majelis hakim.

Dania mengaku mengetahui kejadian itu karena Nindy menceritakan kejadian itu sepanjang penerbangan dari Jakarta ke Bali.

"Iya, karena tidak boleh ke Bali karena bersepeda," ucap Dania tentang penyebab KDRT tersebut.

Baca juga: Sering Tangisi Persoalan Rumah Tangganya, Nindy Ayunda Teringat Pesan Mendiang Ayah

Dia pun mengungkapkan bahwa Nindy Ayunda mengalami bekas luka pukulan dari Askara.

"Ya ada (bekas) pukulan, ada bekas di bawah mata sama di lengan. Lebam di muka ditutup dengan makeup, jadi tersamarkan," kata Dania.

Dania mengatakan, saat di Bali Nindy Ayunda tidak pergi ke rumah sakit terdekat melainkan minum obat sakit kepala untuk meredakan rasa nyeri.

Baca juga: Nindy Ayunda Ungkap Askara Punya Ponsel Siluman untuk Berselingkuh

Sebelumnya Nindy melaporkan dugaan KDRT yang dilakukan Askara pada 19 Desember 2020.

Nindy telah membeberkan bukti kekerasan yang dilakukan suaminya 16 Februari lalu.

Ia memperlihatkan dua buah foto berukuran besar dengan wajah penuh luka.

Baca juga: Nindy Ayunda Akui Hatinya Hancur Usai Diterpa Perceraian sampai KDRT

Foto tersebut menunjukkan luka lebam pada wajah dan lengan Nindy hingga rambutnya yang rontok akibat dijambak.

Selain menghadapi perkara KDRT, Askara tengah menjalani vonis pada dua kasus yang menimpanya, yakni kepemilikan senjata api ilegal dan penyalahgunaan narkoba.