Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Perbedaan Serial Musikal Nurbaya dengan Novel Siti Nurbaya: Kasih Tak Sampai

Kompas.com - 29/06/2021, 18:10 WIB
Baharudin Al Farisi,
Kistyarini

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Kaya mempersembahkan serial musikal Nurbaya yang terinspirasi dari novel Siti Nurbaya: Kasih Tak Sampai karya Marah Roesli.

Program Manajer Billy Gamaliel mengatakan, cerita musikal Nurbaya tidak sama persis dengan kisah novel Siti Nurbaya: Kasih Tak Sampai.

Menurut Billy, terdapat pengembangan ide kreatif demi memanjakan mata penonton.

"Yang pertama latar tempat. Kalau di novel Marah Roesli tulis, semua hanya kota Minangkabau, ini kita pindahkan latarnya ke Jakarta," ungkap Billy Gamaliel dalam jumpa pers virtual, Senin, (28/6/2021).

Baca juga: Indonesia Kaya Persembahkan Serial Musikal Nurbaya, Kisah Perjodohan Siti Nurbaya

"Secara latar waktu, di novel tahun 1920-an. Kita kembangkan supaya lebih relate dengan generasi sekarang. Kita menentukan satu mada tertentu yaitu Jakarta 1970-an," kata Billy melanjutkan.

Pengembangan dua ide kreatif itu juga merembet ke berbagai hal seperti busana pemeran, musik yang menjadi latar film, dan peristiwa yang terjadi di masa tersebut.

Billy juga mengungkapkan, pengembangan ide kreatif yang lain seperti penambahan karakter hingga penggabungan dua karakter menjadi satu.

Baca juga: Jajaran Cast Terpenuhi, Serial Musikal Nurbaya Segera Diproduksi

Pemeran Siti Nurbaya, Arawinda Kirana, mengatakan, cerita serial musikal Nurbaya ini bukan hanya mengenai kisah perjodohan, tetapi juga tentang karakter Siti Nurbaya yang tidak banyak diketahui.

"Dia perempuan Minang yang tinggal di Jakarta. Dia dibesarkan oleh lingkungan keluarga yang kental dengan budaya Minang. Tapi, karena besar di Jakarta, dia bisa dibilang memiliki pemikiran yang lebih terbuka dibandingkan dengan saudaranya," ungkap Arawinda.

Arawinda mengatakan, Siti Nurbaya memiliki sifat keingintahuan yang tinggi sehingga segala hal yang dia tidak tahu bakal dipertanyakan sampai jawabannya dapat.

"Intelegensianya tinggi, selalu ingin belajar dengan manusia di sekitarnya. Kalau kita tarik kembali, sebenarnya Siti Nurbaya merupakan simbol emansipasi perempuan," kata Arawinda.

Arawinda mengatakan, karakter Siti Nurbaya dapat menginspirasi semua orang untuk menentukan jalan hidupnya yang diinginkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com