JAKARTA, KOMPAS.com- Bagi penggemar drama internasional, Joseon Exorcist menjadi salah satu drama yang dinantikan, tapi tidak bagi negara asalnya, Korea Selatan.
Drama yang tayang perdana 23 maret 2021 itu semula dijadwalkan mengisi waktu tayang untuk drama SBS hari Senin dan Selasa, namun sayang, baru tayang dua episode, drama tersebut harus dihentikan.
Di penayangan perdana, masyarakat melihat adanya kue bulan dan pidan China (telur seribu tahun dan merupakan makanan khas China) tersaji di atas meja, serta ada botol minuman bergaya China.
Properti dan makanan yang digunakan di episode pertama drama ini langsung menuai kritik pedas masyarakat Korea Selatan.
Baca juga: Respons SBS Setelah Joseon Exorcist Dikritik Tampilkan Hidangan China
Saat itu SBS memberikan penjelasan kalau properti mendukung pengaturan lokasi dan waktu.
"Itu adalah lokasi di mana rombongan pengusir setan barat dapat beristirahat setelah melakukan perjalanan melalui Dinasti Ming dan baru saja memasuki Joseon," jelas SBS.
Seorang profesor ternama dari Sungshin Women's University, Seo Kyung Duk ikut mengkritisi drama Joseon Exorcist.
Dia menyoroti perilaku masyarakat China yang telah mengklaim Hanbok, Kimchi sebagai milik mereka.
"Tim produksi seharusnya lebih berhati-hati karena mereka sangat menyadari situasi saat ini, dengan menyatakan 'masa sensitif ini'," kata Seo Kyung Duk.
"Kita harus melindungi budaya dan sejarah kita sendiri," ujarnya lagi.
Baca juga: Dikritik Akibat Gunakan Properti China, Rating Joseon Exorcist Turun
Hal itu dilakukan SBS untuk melakukan penyuntingan terlebih dahulu pada beberapa bagian drama yang dianggap akan menimbulkan kontroversi.
Mereka juga berjanji menghapus bagian yang menjadi kontroversi dalam dua episode awal untuk penayangan ulang dan VOD.
"Mulai siaran episode 3 yang akan datang, kami akan sepenuhnya mengubah peran menjadi karakter fiksi yang sesuai untuk genre fiksi fantasi, dan kami akan mengedit atau merekam ulang bagian yang berpotensi bermasalah sebanyak mungkin," ucap mereka.
"Jika drama tersebut dikategorikan sebagai fantasi, maka mereka seharusnya membuat karakter baru," bunyi petisi tersebut.