JAKARTA, KOMPAS.com - Disadari atau tidak pembajakan musik di Indonesia mulai semakin berkurang dengan hadirnya pelbagai platform musik digital.
Berbeda dengan industri musik, industri film justru mengalami peningkatan pembajakan karena berjamurnya platform streaming digital.
Menurut pemerhati musik Indonesia Wendi Putranto, industri musik dan film memiliki perbedaan yang sangat besar.
Baca juga: Platform Musik Digital Tingkatkan Popularitas Musik Dangdut
Para produser film biasanya akan memilih satu platform digital untuk menayangkan karya terbarunya secara ekslusif.
Sementara produser musik berpikiran memasarkan seluas-luasnya karya terbaru dari mereka.
"Tapi kalau musik itu rata-rata memang hampir seluruh label rekaman melihat kalau ada platform baru keluar mereka pasti akan melirik untuk masuk ke katalog mereka," kata Wendi menjelaskan.
Baca juga: Ini 8 Layanan Streaming Musik di Indonesia
Menurut Wendi, dalam kurun waktu 5 tahun terakhir pembajakan musik sudah mulai sangat berkurang.
Masyarakat lebih memilih mendengarkan musik melalui ponsel pintar mereka daripada membeli CD bajakan.
"Justru 5 tahun terakhir ini semenjak platform banyak bermunculan, saya melihat ini efektif untuk menghentikan bukan lagi memberhentikan (pembajakan)," kata Wendi dalam konferensi pers virtual, Selasa (20/10/2020).
Kehadiran platform musik digital nyatanya mengubah pola konsumsi masyarakat terhadap musik.
"Pola konsumsi masyarakat sudah berubah, pembajaknya pun bangkrut sekarang," tutup Wendi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.