Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Panas Vs Dingin, Mana Lebih Efektif untuk Mencuci Pakaian?

Kompas.com - 02/12/2022, 14:40 WIB
Nabilla Ramadhian,
Esra Dopita Maret

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Ketika mencari tips mencuci pakaian, beberapa menyarankan mencuci menggunakan air panas lantaran disebut lebih efektif membasmi kuman dan kotoran pada pakaian dibanding air dingin. 

Bagi mereka yang tidak memiliki pengaturan penggunaan air panas pada mesin cucinya, mereka mungkin berulang kali memanaskan air. Hal ini tentu cukup memakan waktu.

Baca juga: Malas Mencuci Handuk? Ini Ragam Dampak Buruk yang Bisa Ditimbulkan

Namun, benarkah air panas lebih baik membersihkan pakaian daripada air dingin?

Kimiawan terlatih sekaligus Senior Scientist for Sustainability and Authenticity di Seventh Generation, Kay Gebhardt, mengatakan bahwa persepsi ini berasal dari cara manusia mencuci pakaian bertahun-tahun lalu.

“Dahulu, suhu panas berguna karena mempercepat proses pembersihan saat detergen dan mesin cuci kurang efisien,” terangnya dilansir dari Apartment Therapy, Jumat (2/12/2022).

Baca juga: Ini Suhu Air Terbaik untuk Mencuci Pakaian Dalam

Ilustrasi mencuci pakaian, mengeringkan pakaian di mesin cuci. SHUTTERSTOCK/NEW AFRICA Ilustrasi mencuci pakaian, mengeringkan pakaian di mesin cuci.

Untuk memahami lebih lanjut, ada interaksi antara air dan detergen yang perlu dipahami. Air panas memiliki lebih banyak energi kinetik daripada air dingin. Artinya, molekul di dalam air bergerak lebih cepat.

Saat molekul berinteraksi dengan surfaktan dalam detergen klasik, semakin besar energi yang dimiliki. Artinya, air panas dapat mengagitasi surfaktan lebih cepat. 

Surfaktan adalah molekul yang mencengkeram kotoran serta memindahkan dan menjauhkan kotoran dari pakaian. Jadi, noda bisa lebih cepat menghilang.

Saat mencuci pakaian masih dilakukan secara manual alis menggunakan tangan, penambahan air mendidih membuat tugas berat dan memakan waktu ini menjadi lebih mudah serta enteng. 

Ketika mesin cuci elektrik diperkenalkan pertama kali pada awal 1900-an, air panas diperlukan untuk mengaktifkan detergen yang belum sempurna. 

Baca juga: 5 Tips Mencuci Pakaian Saat Musim Hujan agar Tidak Bau Apek

Mana lebih efektif?

Ilustrasi mencuci pakaian, ilustrasi mencuci baju.SHUTTERSTOCK / birdbyb stockphoto Ilustrasi mencuci pakaian, ilustrasi mencuci baju.

Terlepas dari praktik pencucian pada masa lalu, detergen masa kini diformulasikan untuk bekerja dengan baik di air dingin.

Detergen baru menggunakan enzim yang stabil di air dingin. Mereka benar-benar memotong kotoran dan memungkinkan surfaktan menghilangkan noda dari pakaian tanpa menggunakan air panas,” terang Gebhardt.

Jadi, detergen yang bisa digunakan pada air dingin atau air bersuhu ruangan sama efektifnya dengan detergen pada masa lalu.

Baca juga: 5 Alternatif Pengganti Detergen untuk Mencuci Pakaian

Lebih lanjut, penggunaan air biasa dapat membantu menghemat biaya dan energi. Selain itu, tidak terlalu merusak serat pakaian dan tidak mengunci banyak jenis noda pada pakaian.

Menurut Gebhardt, banyak orang berpikir bahwa air panas membersihkan pakaian. Namun, kecuali memiliki siklus sanitasi, air panas yang digunakan tetap tidak cukup panas.

“Hanya mesin pengering yang dapat mensanitasi pakaian meski sinar matahari sama efektifnya untuk tujuan tersebut,” ucapnya.

Selain itu, sanitasi hanya diperlukan ketika pakaian kotor mengandung bakteri jahat, misalnya feses yang menempel pada popok kain atau bekas muntahan akibat penyakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com