Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/11/2022, 18:08 WIB
Esra Dopita Maret

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rabies merupakan penyakit zoonosis, yakni penyakit pada binatang yang dapat ditularkan kepada manusia.

Penyakit rabies, yang juga sering disebut sebagai penyakit anjing gila, disebabkan virus RNA dari keluarga rhabdovirus. 

Baca juga: Ragam Gejala Rabies pada Anjing dan Pertolongan Pertama yang Dilakukan

Virus rabies dapat mematikan hampir semua anjing atau hewan peliharaan lain yang terinfeksi. Virus ini menyerang sistem saraf pusat (SSP), lalu menyebar melalui saraf dari tempat infeksi ke otak. 

Penyakit rabies memiliki tingkat kematian tinggi. Begitu gejala rabies terlihat, hampir 100 persen kemungkinan akan mengakibatkan kematian. 

Virus rabies paling umum menyerang anjing, tapi juga menginfeksi hewan mamalia atau menyusui, hewan peliharaan, seperti kucing, sapi, kuda, musang, bahkan manusia.

Rabies pada anjing paling sering berasal dari paparan hewan liar seperti kelelawar, rakun, monyet, dan rubah. Hewan-hewan liar ini menjadi inang serta menyebarkan virus mematikan ini atau dikenal sebagai reservoir untuk penyakit ini. 

Baca juga: Bahaya Virus Rabies pada Anjing dan Cara Penularannya

Namun, anjing dan manusia dan tidak dianggap sebagai reservoir inang meski rentan terinfeksi virus rabies.

Penularan virus rabies paling sering terjadi melalui gigitan dari hewan yang terinfeksi. Ketika gigitan tersebut merusak kulit, virus rabies dapat memasuki aliran darah.

Selain itu, penularan virus rabies bisa melalui cakaran atau luka terbuka yang terkena air liur hewan rabies. Biasanya, dengan cara dijilat, lalu virus rabies akhirnya ditularkan melalui air liur. 

Baca juga: Kenali, Ini Tanda-tanda Rabies pada Kucing

Cara penanganan rabies pada anjing

Ilustrasi anjing rabies. Gejala rabies pada anjing bisa diamati dari air liur yang berlebih dan perilaku agresif, bahkan menggigit.Shutterstock/Victoria Antonova Ilustrasi anjing rabies. Gejala rabies pada anjing bisa diamati dari air liur yang berlebih dan perilaku agresif, bahkan menggigit.
Hampir semua penyakit rabies tidak ada harapan sembuh, bahkan berujung kematian, terlebih bila terlambat mendapat penanganan. Untuk itu, penting mengenali gejala rabies. 

Dilansir dari PetMD, Selasa (29/11/2022), gejala rabies pada anjing dan hewan peliharaan lainnya muncul secara bertahap dan sulit dideteksi seperti demam, kelesuan, serta penurunan nafsu makan. 

Setelah dua sampai empat hari, gejala rabies berkembang cepat ke disfungsi otak, kelemahan atau kelumpuhan kaki, kejang, kesulitan bernapas, hipersalivasi karena kesulitan menelan, dan perilaku abnormal. Perubahan perilaku ini dapat berkisar, dari agresi ekstrem hingga depresi atau koma. 

Baca juga: 6 Fakta Seputar Virus Rabies yang Menyerang Anjing dan Kucing

Hingga akhirnya, anjing mengalami koma dan kematian setelah kelumpuhan atau aktivitas kejang yang berkepanjangan.

Masa inkubasi virus rabies pada anjing atau hewan peliharaan lainnya dapat bervariasi, tetapi biasanya dua hingga empat minggu. 

WebMD menyebut virus rabies dapat berada di tubuh anjing selama berminggu-minggu sebelum gejala-gejala rabies berkembang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com