Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/09/2022, 14:37 WIB
Nabilla Ramadhian,
Esra Dopita Maret

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comPermakultur adalah metode bercocok tanam yang menguntungkan pegiatnya karena bergerak dalam sistem circular economy atau close loop.

Pendiri Bandung Permaculture, Listriana Suherman, mengatakan, tidak ada yang terbuang dan tersisa (meninggalkan jejak karbon) dalam bercocok tanam secara permakultur.

Baca juga: Permakultur, Metode Bercocok Tanam yang Sustainable

“Permakultur itu kegiatannya di dalam close loop, yakni mengolah limbah sendiri selain bercocok tanam. Pengolahan akan menghasilkan pupuk dan pestisida, jadi enggak perlu beli,” ujarnya dalam talk show Kind of Talks di media sosial Kompas.com bertajuk “Solusi Hidup Sehat di Masa Depan, Yuk Mengenal Permakultur!”, Selasa (13/9/2022).

Permakultur pun menguntungkan pegiatnya perihal ketahanan pangan rumah tangga karena jenis tanaman yang ditanam adalah tanaman perennial menggunakan sistem polikultur

Polikultur adalah kegiatan bercocok tanam yang menggunakan lebih dari satu atau dua jenis tanaman dalam satu lahan. 

Baca juga: 6 Penyebab Pertumbuhan Tanaman Hias Lambat

Listriana mengungkapkan, permakultur tidak menggunakan sistem tanam monokultur seperti pertanian organik.

“Dalam lahan 100 meter persegi, bisa menanam cabai, terong, lalu di bawah ada basil sebagai ground cover. Sudah enggak pernah beli sayur dan hampir jarang beli bumbu karena tumpang sari,” terangnya. 

Pemilihan tanaman perennial dimaksudkan agar bisa menikmati hasil panen tanpa harus menanam kembali seperti tanaman annual.

Baca juga: 4 Manfaat Lidah Buaya untuk Tanaman, Bisa Jadi Pupuk

Tak perlu lahan luas, bisa di dalam pot

Manfaat berkebun untuk kesehatan mentalFreepik Manfaat berkebun untuk kesehatan mental

Salah satu keuntungan metode bercocok tanam secara permakultur bagi masyarakat perkotaan adalah tidak memerlukan lahan luas.

Ini menjadi salah satu solusi  tept bagi masyarakat yang mengusung konsep sustainable living dan ingin menghemat pengeluaran.

“Enggak masalah pakai pot, tapi cari yang agak besar berbentuk persegi panjang,” imbau Listriana.

Baca juga: 8 Alasan Mengapa Kegiatan Berkebun Dapat Menghilangkan Stres

Menurutnya, pot persegi panjang ini bisa digunakan untuk menanam secara polikultur, yakni menanam lebih dari dua jenis tanaman.

Jika memiliki lahan berukuran 100 meter persegi, terapkan pula polikultur ketika hendak memulai permakultur.

Apabila halaman rumah atau area kosong lainnya untuk menaruh pot tidak memiliki sinar matahari alias di bawah naungan, kamu tidak perlu khawatir.

Baca juga: 6 Sistem Hidroponik yang Perlu Diketahui Sebelum Memulai Berkebun

Menurut Listriana, ada banyak jenis tanaman perennial yang bisa tumbuh subur di bawah naungan, salah satunya bayam Brasil.

Tanaman yang memiliki bunga seperti terong dan cabai pasti butuh sinar matahari penuh. Tapi, kalau tanaman berdaun, enggak butuh sinar matahari penuh karena enggak berbunga,” pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com