Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/03/2022, 16:01 WIB
Lolita Valda Claudia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Pupuk kompos merupakan jenis pupuk organik yang terbuat dari campuran bahan-bahan alami. Salah satu bahan alami yang bisa kamu tambahkan ke dalam campuran kompos ialah bunga.

Beberapa jenis limbah bunga bisa kamu manfaatkan sebagai kompos, seperti bunga potong, bunga kering ataupun bunga yang berguguran di taman. Namun tidak semua bunga bisa menjadi tambahan yang aman untuk campuran kompos.

Melansir dari SF Gate, Rabu (23/3/2022), berikut cara membuat kompos dari limbah bunga. 

Baca juga: Manfaat Kompos untuk Tanaman dan Bahan-bahan yang Bisa Digunakan

Cara mengomposkan limbah bunga

Ilustrasi bunga potong di dalam vas. PIXABAY/MINA IVANKOVIC Ilustrasi bunga potong di dalam vas.

Untuk kelopak bunga, kumpulkan limbah bunga baik dari bunga potong atau limbah bunga di taman. Jepit bagian ujung bunga lalu pisahkan dengan kelopaknya. Campurkan kelopak bunga ke dalam campuran wadah kompos yang kamu miliki.

Pada bunga potong, pastikan untuk menggunakannya sebagai campuran kompos sebelum benar-benar mengering. Potong-potong hingga menjadi beberapa bagian sebelum mencampurkannya.

Baca juga: 7 Bahan Alami yang Bisa Dijadikan Campuran Pupuk Kompos

Sedangkan untuk batang dan daunnya, sebaiknya potong batang dan daun hijau menjadi beberapa potongan lalu campurkan ke dalam wadah kompos. Batang dan daun tanaman bunga ini dapat memberikan tambahan nitrogen pada kompos.

Untuk tanaman berbatang keras, pangkas tanaman saat musim berbunga berakhir sehingga daun sempat memberi makan akar untuk musim tanam berikutnya.

Tempatkan daun kering dan bagian kepala bunga di campuran kompos sebagai tambahan unsur karbon. Kamu juga bisa menambahkan akar tanaman ke dalam campuran kompos. Terutama tanaman yang tidak akan bertahan hidup selama musim dingin.

Baca juga: Cara Membuat Kompos dari Gedebok Pisang

Lapisi kompos

Buatlah lapisan kompos yang menyerupai lapisan sandwich. Gunakan lapisan bahan coklat seperti daun kering atau sobekan kertas. Tambahkan lapisan hijau dari rumput potong lalu lapisi lagi dengan bahan coklat seperti kulit kayu, jerami, atau serbuk gergaji dari kayu yang tidak diolah.

Siram lapisan namun hindari membuat airnya tergenang. Balikkan kompos sekitar seminggu sekali untuk agar terkena angin dan mendorong pertumbuhan bakteri yang menyukai panas. Bakteri inilah yang akan membantu menguraikan bunga dan bahan lainnya.

Setelah sekitar setahun, kamu akan memiliki pupuk kompos yang bisa kamu gunakan untuk tanaman.

Baca juga: 5 Bahan yang Tak Boleh Digunakan saat Membuat Pupuk Kompos

Jenis bahan boleh dan tidak boleh digunakan

Ilustrasi bunga mawar Rosa Munstead Wood yang mengeluarkan aroma harum. SHUTTERSTOCK/J NEED Ilustrasi bunga mawar Rosa Munstead Wood yang mengeluarkan aroma harum.

Sebaiknya hindari menambahkan batang mawar dengan duri, umbi dan bunga yang telah diberi herbisida beracun ke dalam campuran kompos. Bahan-bahan ini membuat pembusukan menjadi lambat hingga 2 tahun lamanya.

Selain itu kulit jeruk, bawang merah dan bawang putih juga dapat mengusir cacing tanah yang bermanfaat untuk pupuk. Hindari juga menambahkan kayu yang sudah diolah, rumput liar yang sudah berbiji dan kotoran hewan peliharaan.

Beberapa tanaman, seperti bunga dan dedaunan tanaman terompet malaikat, tidak berbahaya untuk pengomposan. Namun, hemlock sangat beracun dan meninggalkan racun mematikan di tanah bahkan ketika membusuk. Selalu kenakan sarung tangan taman untuk melindungi diri dari racun. Juga, jangan menuangkan air bunga potong yang mengandung pengawet ke dalam kompos.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com