Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Limbah Rumah Tangga, Pupuk Kaltim Perluas Pemanfaatan Biodex

Kompas.com - 21/02/2022, 23:23 WIB
Abdul Haris Maulana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai produsen pupuk urea di Indonesia, Pupuk Kaltim (PKT) terus berinovasi menghasilkan produk ramah lingkungan dan memberikan nilai tambah tidak hanya bagi bisnis, namun juga lingkungan dan sosial.

Salah satunya adalah produk aktivator komposBiodex” sebagai bioaktivator yang dikembangkan Pupuk Kaltim untuk mengatasi masalah limbah organik yang mengandung selulosa dan lignin tinggi, seperti jerami, sekam padi, dan kulit buah kakao.

Melalui formula terkini dan ramah lingkungan, Biodex Pupuk Kaltim memungkinkan proses dekomposisi limbah organik dapat berjalan dengan cepat, sehingga menghemat waktu, tenaga, hingga biaya.

Baca juga: 4 Cara Mudah Menggunakan Kulit Pisang sebagai Pupuk Tanaman

Selain dapat dimanfaatkan hingga skala pertanian, pemanfaatan produk Biodex ini juga diperluas untuk membantu mengatasi limbah organik rumah tangga yang saat ini menjadi salah satu penyumbang terbesar penumpukan sampah di berbagai wilayah Indonesia.

Jefri Limeisa Putra, Vice President Marketing Business Partner Korporasi Pupuk Kaltim, mengatakan bahwa sejak diluncurkan pada 2016, pemanfaatan produk unggulan Pupuk Kaltim ini semakin meluas tidak hanya di ekosistem pertanian, namun juga untuk mengatasi persoalan yang ada di masyarakat, khususnya terkait lingkungan.

"Mengingat kandungan dan formulasi produk yang ramah lingkungan dan inovatif, Biodex ini mampu membantu masyarakat dalam mengelola limbah rumah tangga dan mengubahnya menjadi kompos yang memiliki nilai guna," kata Jefri dalam Siaran Pers Pupuk Kaltim, Senin (21/2/2022).

Lebih lanjut, Pupuk Kaltim juga menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah, kali ini dengan Pemerintah Kota Madiun untuk membantu pengelolaan limbah rumah tangga masyarakat sekitar dengan pemanfaatan Biodex, melalui kehadiran “Kampung Kompos Biodex”.

Melalui inisiatif tersebut, Pupuk Kaltim dan pemerintah setempat berupaya mengurangi peningkatan timbulan sampah di Kota Madiun yang mencapai 118,17 ton/hari, yang mana 75 persen diantaranya merupakan sampah sisa makanan yang berasal dari rumah tangga.

Sejak digagas 4 bulan yang lalu, Kampung Kompos Biodex sudah mengolah lebih dari 2 ton limbah rumah tangga dan menghasilkan produksi 1 ton pupuk kompos Biodex.

Baca juga: Manfaatkan Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Tanaman, Begini Caranya

Selain itu, kompos Biodex tersebut juga secara langsung diaplikasikan untuk tanaman hortikultura yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar seperti terong, cabai, dan tomat.

Produk unggulan Biodex dirancang secara khusus dengan teknologi terkini dan sangat memerhatikan dampak terhadap lingkungan.

Setidaknya terdapat keunggulan utama dari produk inovasi tersebut, yaitu ramah lingkungan, sesuai untuk limbah organik padat (seperti ranting kayu, cangkang sawit, maupun pelepah daun), tidak membutuhkan tambahan nutrisi, tidak perlu dilakukan pembalikan selama proses pengomposan, dan sesuai dengan wilayah tropis Indonesia.

Biodex juga memiliki kandungan berbahan aktif kapang dan jamur unggul yang memiliki kemampuan selulolitik dan lignolitik tinggi, sehingga mampu menghasilkan proses dekomposisi dengan waktu relatif singkat.

Adapun cara penggunaan Biodex pun cukup sederhana, yaitu pencacahan bahan organik dan pengaplikasikan Biodex dengan menaburkannya secara merata pada bahan organik tersebut.

Baca juga: Pupuk hingga Aroma Terapi, Ini 5 Manfaat Ampas Kopi

Setelah itu dilakukan penutupan dengan terpal atau plastik secara rapat dengan kondisi lembap. Kemudian kompos siap dipanen dalam waktu 14 - 30 hari dengan hasil optimal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com