Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
drh. Aniq Syihabuddin
Dokter hewan

Dokter hewan, berpraktik di Klinik Satwakita, Yogyakarta. Ketua Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) cabang Daerah Istimewa Istimewa Yogyakarta periode 2019-2023.

Anak Kucing Mati karena Panleukopenia, Apa yang Harus Dilakukan Sebelum Mengadopsi Lagi?

Kompas.com - 18/02/2022, 20:18 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Tanya Dokter Hewan

Jangan tebak-tebak kondisi anabul

Konsultasikan soal hewan peliharaan lewat ahlinya di Kompas.com

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pembaca Kompas.com bernama Rara yang berdomisili di Bali pernah mengadopsi seekor anak kucing. Akan tetapi, anak kucingnya tersebut mati karena penyakit panleukopenia.

Rara mengaku sangat ingin kembali mengadopsi anak kucing, namun khawatir penyakit panleukopenia kembali menyerang kucing peliharaannya.

Berikut pertanyaan Rara seputar persiapan mengadopsi anak kucing agar tidak terhindar dari penyakit mematikan ini kepada rubrik Tanya Dokter Hewan di Kompas.com.

Baca juga: Kucing Tertular Panleukopenia? Ini yang Harus Dilakukan

Ilustrasi anak kucing.PIXABAY/FRANZ W. Ilustrasi anak kucing.

Halo dokter,

Saya Rara dari Bali. Saya mempunyai seekor anak kucing yang belum lama ini mati karena penyakit panleukopenia.

Dalam waktu dekat, saya ingin sekali mengadopsi anak kucing lagi. Adakah jangka waktu tertentu sampai saya bisa kembali mengadopsi anak kucing?

Lalu, apa saja yang harus saya perhatikan sebelum kembali mengadopsi anak kucing?

Terima kasih dok.

Baca juga: Kucing Terinfeksi Panleukopenia, Apa Bisa Sembuh?

Pertanyaan Rara tersebut dijawab oleh drh Aniq Syihabuddin, dokter hewan yang berpraktik di Yogyakarta dan Ketua Persatuan Dokter Hewan cabang Daerah Istimewa Yogyakarta. Berikut penjelasannya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com