Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Co-living, Hunian Saling Berbagi yang Mengikat Kebersamaan

Kompas.com - 16/12/2020, 17:41 WIB
Abdul Haris Maulana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk menempati sebuah tempat tinggal atau hunian, seseorang saat ini memiliki banyak pilihan akan hal tersebut, salah satunya co-living.

Bagi kamu yang masih asing dengan istilah co-living, mungkin kamu akan bertanya, "Apa itu co-living?"

Co-living adalah singkatan dari communal living yang merupakan bentuk kehidupan komunal modern, di mana penghuninya mendapatkan kamar tidur pribadi di rumah berperabotan dengan area umum bersama.

Baca juga: Dapat Pendanaan Seri A, Cove Bidik Jadi Penyedia Co-living Nomor 1 Asia Tenggara

Co-living sendiri saat ini populer di kota-kota besar, sebagai cara hidup yang terjangkau bagi pelajar, mahasiswa, pekerja, atau individu yang kerap berpindah-pindah daerah.

"Co-living memberikan akses bagi para profesional muda, mahasiswa dan pelajar akan tempat tinggal yang terjangkau dan community-oriented (berorientasi pada komunitas)," jelas Matthieu Bonamy, partner dari Idinvest Partners dalam keterangan resmi Cove, Rabu, (16/12/2020).

Tidak seperti apartemen tradisional, co-living menarik bagi seorang penyewa karena keterjangkauan, fleksibilitas, fasilitas yang disediakan, sekaligus rasa kebersamaan.

Dalam konteks krisis perumahan perkotaan dan pengembang di pasar real estat, pengumpulan adalah salah satu cara terbaik dan paling berpengaruh untuk mencapai kepadatan optimal, perumahan yang terjangkau, dan komunitas perkotaan.

Baca juga: Sempat Redup, Investor Optimis Bisnis Co-living Akan Bangkit

Dalam kegiatan ekonomi berbagi saat ini, kaum muda khususnya kaum milenial, telah menganut konsep berbagi tempat tinggal, pengalaman, dan rumah.

Hal ini telah menjadikan co-living lebih mudah diakses dan nyaman di kota-kota besar. Konsep hidup bersama dalam co-living menjadi solusi yang semakin menarik dan efektif.

Menelisik ke belakang, konsep co-living muncul di Denmark pada 1970-an, yang awalnya bernama co-housing.

Pada kala itu ada 35 keluarga yang tinggal di rumah-rumah pribadi sementara berbagi ruang komunal untuk bersosialisasi dan kegiatan, seperti makan, menjalankan kegiatan rumah tangga, pertemuan-pertemuan kelompok, perayaan, dan acara lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com