JAKARTA, KOMPAS.com - Pada dasarnya, setiap tumbuhan atau tanaman memiliki habitat atau tempat tumbuh dalam proses kehidupannya, termasuk anggrek.
Anggrek sendiri menjadi satu suku tumbuhan berbunga dengan anggota jenis terbanyak. Jenis-jenis anggrek tersebar luas dari daerah tropika basah hingga wilayah sirkumpolar, meskipun sebagian besar anggotanya ditemukan di daerah tropika.
Berdasarkan habitatnya, tanaman anggrek alias orchidaceae dibagi menjadi ke dalam 4 kelompok untuk membedakannya.
Baca juga: Ketahui, Bahan Pot Terbaik untuk Menanam Anggrek
Hal itu disampaikan oleh praktisi budidaya anggrek, Sri Suprih Lestari atau yang akrab disapap Titi dalam acara Pengenalan dan Strategi Budidaya Anggrek secara virtual yang diikuti Kompas.com, Sabtu, (12/12/2020).
"Jenis anggrek berdasarkan habitat atau tempat hidupnya adalah epifit, saprofit, terestrial, dan litofit," jelas Titi.
Anggrek epifit dikatakan Titi adalah anggrek yang tumbuh menumpang pada tumbuhan lain yang disebut inang tetapi tidak bersifat parasit.
Anggrek tidak mengambil sari makanan dari tanaman inang, ia hanya melekat pada tanaman inang agar ia dapat tumbuh dengan kokoh dan memperoleh posisi yang terbaik untuk mendapatkan sinar matahari.
Baca juga: Kenapa Anggrek Sangat Menarik bagi Serangga hingga Manusia?
Contoh anggrek epifit, imbuh Titi, adalah sebagian besar dendrobium, phalaenopsis, serta oncidium.
Sementara itu, ibu Titi menambahkan kalau anggrek saprofit adalah anggrek yang tumbuh pada tempat-tempat yang mengandung humus yang tebal maupun sisa-sisa daun kering.
"Anggrek saprofit biasanya membutuhkan sedikit cahaya matahari. Jenis ini tidak memiliki daun dan klorofil. Contoh anggrek saprofit adalah Good yera sp, calanthe," tambah Titi.
Selanjutnya ada anggrek terestrial atau anggrek tanah yang merupakan kelompok anggrek yang tumbuh di tanah, baik di padang rumput yang kering maupun di tanah yang sedikit basah