Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situasi PLTN Zaporizhzhia Akibat Diserang Rusia Masih Berbahaya, Kecelakaan Nuklir Mengintai

Kompas.com - 23/03/2023, 22:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Penulis: VOA Indonesia

KYIV, KOMPAS.com - Kepala badan nuklir PBB mengatakan, pada Rabu (22/3), bahwa situasi di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia atau ZNPP di Ukraina masih berbahaya menyusul serangan rudal Rusia bulan ini yang memutus pembangkit listrik dari jaringan.

PLTN terbesar Eropa itu memerlukan pasokan listrik yang dapat diandalkan untuk mengoperasikan pompa yang mengedarkan air untuk mendinginkan reaktor dan kolam penampung bahan bakar nuklir.

Sejak serangan Rusia pada 9 Maret, pembangkit itu mengandalkan satu saluran listrik cadangan yang tetap terputus dan dalam perbaikan, menurut Rafael Grossi, kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-379 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Ukraina Pasca-gempuran Rudal, PLTN Zaporizhzhia Hilang Daya

“Keamanan nuklir di ZNPP masih dalam keadaan genting,” kata Grossi dalam sebuah pernyataan hari Rabu.

Kurangnya akses pembangkit ke jaringan dan perbaikan yang diperlukan pada saluran listrik darurat terakhir dapat menyebabkan hilangnya daya sepenuhnya, membuatnya bergantung pada generator diesel untuk ketujuh kalinya sejak Rusia merebutnya setahun lalu, kata Grossi.

“Saya sekali lagi mengimbau komitmen semua pihak untuk mengamankan keselamatan dan perlindungan keamanan nuklir di pembangkit itu,” ujarnya.

Generator diesel darurat telah diaktifkan untuk menyalakan sistem keselamatan pembangkit, menurut badan energi nuklir Ukraina, Energoatom, yang telah memperingatkan akan adanya risiko kecelakaan.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-374 Serangan Rusia ke Ukraina: Menhan Shoigu ke Garis Depan | PLTN Jadi Pangkalan Militer

Tanpa listrik yang dihasilkan oleh generator-generator itu, bahan bakar reaktor yang terlalu panas dapat menyebabkan kecelakaan nuklir, seperti di Fukushima Jepang pada tahun 2011.

Pembangkit itu terputus dari jaringan listrik Ukraina selama 11 jam setelah serangan Rusia. Kedua belah pihak menuduh satu sama lain melakukan penembakan di sekitar area pembangkit sejak wilayah tersebut diduduki pasukan Moskwa pada awal perang.

Serangan itu terjadi selama gelombang baru serangan Rusia di Ukraina yang menewaskan setidaknya sembilan orang dan menyebabkan pemadaman listrik di seluruh negeri.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, dirinya membahas situasi di pembangkit itu dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida yang berkunjung beberapa saat lalu.

Baca juga: IAEA Khawatir Dunia Remehkan Ancaman Bencana Nuklir di PLTN Zaporizhzhia Ukraina

“Kami membahas cara menemukan mekanisme yang lebih efektif untuk menghentikan pendudukan pembangkit nuklir kami,” kata Zelensky kepada wartawan pada Selasa (21/3/2023).

“Dengan segala hormat dan rasa terima kasih atas apa yang dilakukan Tuan Grossi untuk menyelesaikan situasi ini, upaya yang dilakukan saat ini tidak membantu menyelesaikan masalah yang terjadi di stasiun Zaporizhzhia, tidak ada lembaga internasional yang dapat menyelesaikan masalah ini,” imbuhnya.

Artikel ini pernah tayang di VOA Indonesia dengan judul Kepala Badan Nuklir PBB Sebut Situasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Ukraina ‘Masih Berbahaya’.

Baca juga: 3.000 Karyawan PLTN Zaporizhzhia Dipaksa Dapatkan Paspor Rusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com