Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertahun-tahun Musuhan, Iran-Arab Saudi Rujuk Ditengahi China

Kompas.com - 11/03/2023, 17:45 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

TEHERAN, KOMPAS.com – Setelah bermusuhan selama bertahun-tahun lamanya, Iran dan Arab Saudi akhirnya rujuk dan sepakat untuk memulihkan hubungan diplomatik lewat kesepakatan dalam pembicaraan yang ditengahi oleh China di Beijing.

Dua negara produsen minyak terbesar dari Timur Tengah itu juga sepakat untuk membuka kembali kedutaan di masing-masing negara setelah hubungan keduanya putus selama tujuh tahun.

“Sebagai hasil dari pembicaraan tersebut, Iran dan Arab Saudi setuju melanjutkan hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan dalam waktu dua bulan,” lapor kantor berita negara Iran, IRNA, mengutip pernyataan bersama, Jumat (10/3/2023).

Baca juga: IAEA Temukan Partikel Uranium Iran Dekati Tingkat Bom Atom

Dilansir dari The Guardian, Riyadh memutuskan hubungan dengan Teheran para pengunjuk rasa Iran menyerang misi diplomatik Arab Saudi di Iran pada 2016.

Serangan pengunjuk rasa Iran tersebut merupakan buntut dari eksekusi yang dilakukan Arab Saudi terhadap ulama Syiah yang dihormati warga Iran, Nimr al-Nimr.

Setelah peristiwa-peristiwa itu, rivalitas antara kedua negara mendominasi perpolitikan Timur Tengah dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan menyebar ke Suriah, Irak, Lebanon, dan Yaman.

Media Nour News yang terkait dengan otoritas Iran mengunggah rekaman seorang pejabat tinggi Teheran yakni Ali Shamkhani bersama dengan seorang pejabat Arab Saudi dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi.

Baca juga: China Dukung Iran Saat Teheran Diberondong Sanksi Barat

“Setelah menerapkan keputusan itu, para menteri luar negeri kedua negara akan bertemu untuk mempersiapkan pertukaran duta besar,” lapor Nour News.

Kesepakatan tersebut berpotensi berimplikasi luas pada kesepakatan nuklir Iran, perang sipil di Yaman, dan menunjukkan tekad baru Arab Saudi dalam kebijakan luar negeri yang independen dari Barat.

Khusus di Yaman, Arab Saudi dan Iran terkunci dalam perang proksi selama bertahun-tahun.

Saudi Press Agency mengonfirmasi perjanjian rekonsiliasi tersebut. Riyadh dan Teheran sepakat untuk menghormati kedaulatan masing-masing negara dan tidak saling mencampuri urusan dalam negeri.

Baca juga: Perayaan Revolusi Iran Diwarnai Peretasan Siaran Pidato Presiden Ebrahim Raisi

Pernyataan itu juga mengatakan, Riyadh dan Teheran telah sepakat untuk menghidupkan kembali perjanjian kerja sama keamanan yang ditandatangani pada 2001.

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan, dirajut kembalinya hubungan Riyadh dan Teheran memberikan dampak besar bagi dua negara, kawasan, dan dunia Islam.

“Kebijakan bertetangga, sebagai poros kunci dari kebijakan luar negeri pemerintah, sangat bergerak ke arah yang benar, dan aparat diplomatik secara aktif berada di belakang persiapan langkah-langkah yang lebih regional,” kata Amir-Abdollahian di Twitter.

Baca juga: Dubes Iran: Indonesia Sama Seperti Iran, Tak Memihak Timur atau Barat

Mengejutkan

Wang Yi, Menteri Luar Begeri China, melambaikan tangan saat meninggalkan konferensi pers di Tokyo, Jepang, Selasa (24/11/2020). REUTERS/Issei Kato/Pool Wang Yi, Menteri Luar Begeri China, melambaikan tangan saat meninggalkan konferensi pers di Tokyo, Jepang, Selasa (24/11/2020).

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com